ilustrasi baju kena najis (shutterstocks) |
Islam mengajarkan umatnya untuk bersuci baik secara
zhahir maupun batin. Mensucikan zhahir dari najis dan hadats merupakan bagian
dari ilmu fiqih sedangkan mensucikan batin dari penyakit-penyakit hati kita
kenal sebagai tazkiyatun nafs. Apa itu najis? Ini pengertian najis
secara bahasa dan istilah.
Pengertian Najis secara Bahasa
Secara bahasa (etimologi), najis (النَّجَاسَةُ) berasal dari kata najasun (نَجَسٌ) yang artinya كان قَذِرًا غَيْر طاهر ولا نظيف (sesuatu yang kotor, tidak suci, dan tidak bersih). Dalam bahasa Arab, najis merujuk kepada segala sesuatu yang dianggap tidak bersih baik secara lahiriah maupun batiniah.
Misalnya kotor dalam hal batiniah, Al-Quran menggunakan kata najis untuk menyebut orang-orang musyrik:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا
الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا
Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwanya). Oleh karena itu, janganlah mereka mendekati Masjidilharam setelah tahun ini... (QS. At-Taubah: 28)
Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Wajiz menjelaskan bahwa najis pada ayat ini adalah kotor jiwa dan keyakinannya.
Syekh Musthofa Al-Bugho dalam Fikih Manhaji menjelaskan pengertian najis baik secara bahasa maupun istilah. Secara bahasa, najis adalah segala hal yang menjijikkan.
Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, an-najaasah (النَّجَاسَةُ) adalah lawan kata dari ath-thahaarah (الطَّهَارَةُ). An-najas (النَّجَسُ) yang artinya najis juga kebalikan dari ath-thahir (الطَّهِيْرُ) yang artinya suci.
Pengertian Najis secara Istilah
Syekh Musthofa Al-Bugho dalam Fikih Manhaji menjelaskan, secara terminologi syara’, najis adalah hal yang menjijikkan yang menyebabkan shalat tidak sah.
Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, najis adalah nama benda yang kotor dalam pandangan syara’ yang membuat shalat tidak sah.
Sedangkan Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan, najis adalah kotoran yang setiap muslim wajib untuk menyucikan diri darinya dan menyucikan setiap sesuatu yang terkena kotoran najis tersebut.
Madzhab Syafi’i membagi najis menjadi tiga. Pertama, najis mughaladzah atau najis berat. Yakni anjing dan babi. Cara menyucikan benda yang terkena najis ini adalah dengan dibasuh tujuh kali, salah satunya menggunakan tanah.
Kedua, najis mukhaffafah atau najis ringan. Yakni air kencing anak laki-laki berusia kurang dari 2 tahun dan belum makan apa-apa kecuali ASI ibunya. Cara menyucikannya adalah dengan memercikkan air ke sekitar tempat yang terkena air kencing tersebut.
Ketiga, najis mutawasitah atau najis sedang. Yakni najis selain dua najis di atas. Contohnya kotoran manusia, air kencing orang dewasa, darah, dan lain-lain. Cara menyucikannya adalah dengan menyiram benda yang terkena najis hingga hilang najis dan bekas-bekasnya termasuk warna, bau, dan rasa.
Demikian pengertian najis secara bahasa dan istilah. Penjelasan lengkap mengenai najis ini, silakan merujuk ke artikel Macam-macam Najis. Wallahu ‘alam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbawia]