Isra’ mi’raj merupakan peristiwa agung yang sekaligus
menjadi mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Melalui ceramah singkat
isra’ mi’raj, kita bisa
menyampaikan poin penting
tanpa membuat bosan.
Berikut ini salah satu ceramah singkat isra’mi’raj yang mengambil tema Masjid Al-Aqsha dan shalat. Masjid Al-Aqsha adalah tempat tujuan isra’ dan titik tolak mi’raj sedangkan shalat adalah oleh-oleh utama isra’ mi’raj. Keduanya punya hubungan erat sebagaimana tercatat dalam sejarah. Yakni ketika umat Islam shalat Subuh berjamaah seperti banyaknya jamaah shalat Jumat, Al-Aqsha akan kembali ke pangkuan umat Islam.
Isra’ Mi’raj, Al-Aqsha, dan Shalat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Isra’ mi’raj adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsha lalu naik ke
sidratul muntaha kemudian kembali ke bumi dengan membawa perintah shalat lima
waktu. Masjid Al Aqsha adalah tempat tujuan isra’ dan titik tolak mi’raj. Sedangkan shalat adalah
oleh-oleh utama isra mi’raj.
Setelah mengetahui Rasulullah isra’ ke Masjid Al Aqsha, para sahabat memiliki perhatian besar kepada masjid yang merupakan kiblat pertama mereka itu. Saat itu, Masjid Al Aqsha berada di bawah kekuasaan Romawi yang beragama Nasrani. Maka, mereka memiliki keinginan untuk membebaskannya.
Keinginan itu kemudian terwujud pada masa Amirul Mukminin Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Melihat bagaimana akhlak kaum muslimin dan merasakan keadilan Umar, penduduk Baitul Maqdis mengatakan, “Kami lebih suka berada di bawah kekuasaan kaum muslimin daripada di bawah kekuasaan Romawi meskipun Romawi seagama dengan kami.”
Waktu terus berjalan, sedikit demi sedikit penduduk Baitul Maqdis masuk Islam. Bukan karena paksaan tetapi karena memahami kebenaran Islam dan merasakan keagungan akhlak kaum muslimin. Hingga kemudian pada tahun 1099 masehi, datang Pasukan Salib menyerbu Baitul Maqdis dan membantai penduduknya. Darah menggenangi Baitul Maqdis, Masjid Al-Aqsha jatuh ke tangan Pasukan Salib.
Puluhan tahun kaum muslimin berjuang untuk membebaskan kembali Masjid Al-Aqsha. Setelah hampir satu abad, akhirnya kaum muslimin berhasil membebaskan kembali Masjid Al-Aqsha tepat pada tanggal isra’ mi'raj yakni 27 Rajab 583 hijriah atau 1187 masehi. Di bawah kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Pada 14 Mei 1948, negara Zionis Israel berdiri dengan mencaplok sebagian tanah Palestina. Lalu pada tahun 1967, mereka mencaplok Masjid Al-Aqsha. Beberapa tahun kemudian, tentara Mesir pernah mengatakan kepada tentara Israel, “Kami akan mengalahkan kalian.”
Ternyata tentara Israel tidak takut. Ia menjawab, "Tidak akan, sebelum kalian bisa melaksanakan shalat Subuh yang jumlah jamaahnya seperti shalat Jumat.”
Ketika Umar bin Khattab membebaskannya dari bangsa Romawi, saat itu jamaah Subuh kaum muslimin jumlahnya seperti shalat Jumat. Demikian pula ketika Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskannya. Pasukannya shalat subuh berjamaah sebagaimana shalat Jumat.
Perjuangan memperbaiki umat agar jamaah shalat Subuh sebanyak jamaah shalat Jum’at tidaklah mudah. Butuh waktu lama dan melibatkan banyak nama.
Tiga tahun setelah Pasukan Salib menguasai Masjid Al-Aqsha, Imam Ghazali keliling ke berbagai kota untuk menyerukan persatuan dan jihad membebaskan Palestina. Namun, hampir semua menjawab tidak mungkin bisa.
Mendapati kondisi umat yang terpuruk dan inferior, setelah mengundurkan diri dari Madrasah Nizhamiyah, Imam Ghazali menulis Ihya’ Ulumuddin. Beliau ingin menghidupkan ilmu agama dan membangun pemahaman umat Islam. Hidupnya ilmu agama akan membuat mereka jamaah shalat Subuh sebagaimana jamaah shalat Jum’at. Dan dengan pemahaman yang benar dan kokohnya keimanan, umat akan bangkit, bersatu, dan memiliki semangat jihad.
Ketika Imam Al-Ghazali wafat pada tahun 1111, Syekh Abdul Qadir Jailani meneruskan perjuangannya. Beliau menggunakan kitab Ihya’ Ulumuddin sebagai kurikulum utama membina murid-muridnya. Kader-kader yang dibina Syekh Abdul Qadir Al-Jailani inilah yang kemudian menjadi tulang punggung jihad yang dipelopori oleh Imaduddin Zanki, diteruskan Nuruddin Mahmud, lalu dituntaskan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi. Hingga umat Islam saat itu, khususnya para mujahidin, shalat Subuh-nya seperti shalat Jumat.
Mari kita lihat di sekeliling kita. Apakah jamaah Subuh di masjid sudah seperti jamaah shalat Jumat? Jika masih jauh, berarti perjuangan kita masih panjang. Maka, di momen peringatan isra’ mi’raj ini, mari kita ajak keluarga dan orang-orang terdekat kita, khususnya muslim laki-laki, agar shalat subuh berjamaah di masjid. Jika jamaah shalat Subuh sudah seperti jamaah shalat Jumat, insya Allah saat itu Masjid Al-Aqsha akan kembali ke pangkuan kaum muslimin. []
Ceramah Isra’ Mi’raj Singkat Lainnya
Untuk ceramah lainnya, antara lain tentang hikmah isra’ mi’raj dan bagaimana membebaskan Masjid Al-Aqsha yang merupakan tempat tujuan isra’, silakan merujuk ke Ceramah Isra’ Mi’raj Singkat dan Jelas. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbawia]