Mengapa Surat Al Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al Quran? Buya Hamka menjawabnya dengan mengutip penjelasan Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
Mengapa Surat Al Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al Quran? Buya Hamka menjawabnya dengan mengutip penjelasan Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mensabdakan, surat Al Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al Quran. Dalam Shahih Bukhari dikisahkan seorang laki-laki yang membaca Surat Al Ikhlas berulang-ulang dalam shalat sunnah. Orang yang mendengarnya lantas menceritakan kepada Rasulullah.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:
“Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman Tangan-Nya. Sesungguhnya ia benar-benar sebanding dengan sepertiga Al Quran.” (HR. Bukhari)
Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah bersabda kepada para sahabat:
“Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu membaca sepertiga Al Quran dalam semalam?” Mereka pun merasa berat dan berkata, “Siapa di antara kami yang mampu melakukan itu wahai Rasulullah?” Beliau lantas bersabda, “Surat Al Ikhlas merupakan sepertiga Al Quran.” (HR. Bukhari)
Baca juga: Terjemah Shahih Bukhari
Mengapa Surat Al Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al Quran? Menurut Buya Hamka, karena surat ini berisi pokok-pokok tauhid dan makrifat.
Dalam Tafsir Al Azhar, Buya Hamka mengutip penjelasan Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu membaca surat Al Ikhlas dan surat Al Kafirun pada shalat fajar dan shalat witir,” kata Ibnu Qayyim dalam Zaadul Ma’aad. “Karena kedua surat ini mengumpulkan tauhid ilmu dan amal, tauhid makrifat dan iradat, tauhid i’tiqad dan tujuan.”
Surat Al Ikhlas mengandung tauhid i’tiqad dan makrifat, dan apa yang dipandang tetap teguh pada Allah menurut akal murni, yaitu Esa, Tunggal. Menafikan sekutu bagiNya, siapa pun itu.
Allah yang Mahasempurna. Seluruh makhluk bergantung kepadaNya. Seluruh makhluk membutuhkanNya. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Menafikan seluruh kafa’ah, tandingan dan bandingan.
“Sebab itu maka surah ini mengandung segala kesempurnaan bagi Allah dan menafikan segala kekurangan. Inilah dia pokok tauhid, menurut ilmiah dan menurut aqidah, melepaskan orang yang berpegang teguh kepadanya dari kesesatan dan mempersekutukan,” lanjut Ibnu Qayyim.
“Itu sebab maka surat Al Ikhlas dikatakan Nabi sebagai ‘sepertiga Al Quran,’” simpul Buya Hamka setelah mengutip penjelasan Ibnu Qayyim tersebut. [Muchlisin BK/Tarbawia]
*Untuk tafsir lengkap, keutamaan dan asbabun nuzul surat Al Ikhlas, silakan baca artikel Surat Al Ikhlas
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mensabdakan, surat Al Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al Quran. Dalam Shahih Bukhari dikisahkan seorang laki-laki yang membaca Surat Al Ikhlas berulang-ulang dalam shalat sunnah. Orang yang mendengarnya lantas menceritakan kepada Rasulullah.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
“Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman Tangan-Nya. Sesungguhnya ia benar-benar sebanding dengan sepertiga Al Quran.” (HR. Bukhari)
Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah bersabda kepada para sahabat:
أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ ثُلُثَ الْقُرْآنِ فِى لَيْلَةٍ . فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ وَقَالُوا أَيُّنَا يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الصَّمَدُ ثُلُثُ الْقُرْآنِ
“Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu membaca sepertiga Al Quran dalam semalam?” Mereka pun merasa berat dan berkata, “Siapa di antara kami yang mampu melakukan itu wahai Rasulullah?” Beliau lantas bersabda, “Surat Al Ikhlas merupakan sepertiga Al Quran.” (HR. Bukhari)
Baca juga: Terjemah Shahih Bukhari
Mengapa Surat Al Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al Quran? Menurut Buya Hamka, karena surat ini berisi pokok-pokok tauhid dan makrifat.
Dalam Tafsir Al Azhar, Buya Hamka mengutip penjelasan Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu membaca surat Al Ikhlas dan surat Al Kafirun pada shalat fajar dan shalat witir,” kata Ibnu Qayyim dalam Zaadul Ma’aad. “Karena kedua surat ini mengumpulkan tauhid ilmu dan amal, tauhid makrifat dan iradat, tauhid i’tiqad dan tujuan.”
Surat Al Ikhlas mengandung tauhid i’tiqad dan makrifat, dan apa yang dipandang tetap teguh pada Allah menurut akal murni, yaitu Esa, Tunggal. Menafikan sekutu bagiNya, siapa pun itu.
Allah yang Mahasempurna. Seluruh makhluk bergantung kepadaNya. Seluruh makhluk membutuhkanNya. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Menafikan seluruh kafa’ah, tandingan dan bandingan.
“Sebab itu maka surah ini mengandung segala kesempurnaan bagi Allah dan menafikan segala kekurangan. Inilah dia pokok tauhid, menurut ilmiah dan menurut aqidah, melepaskan orang yang berpegang teguh kepadanya dari kesesatan dan mempersekutukan,” lanjut Ibnu Qayyim.
“Itu sebab maka surat Al Ikhlas dikatakan Nabi sebagai ‘sepertiga Al Quran,’” simpul Buya Hamka setelah mengutip penjelasan Ibnu Qayyim tersebut. [Muchlisin BK/Tarbawia]
*Untuk tafsir lengkap, keutamaan dan asbabun nuzul surat Al Ikhlas, silakan baca artikel Surat Al Ikhlas