Tahukah Anda, ternyata puasa asyura ada tingkatan-tingakatannya. Ini terkait dengan adanya puasa tasu’a dan perkataan sahabat ketika Rasulullah mengerjakan puasa asyura.
Puasa asyura adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Hukumnya sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan.
Tahukah Anda, ternyata puasa asyura ada tingkatan-tingakatannya. Ini terkait dengan adanya puasa tasu’a dan perkataan sahabat ketika Rasulullah mengerjakan puasa asyura.
Sayyid Sabiq menerangkan bahwa puasa asyura memiliki beberapa tingkatan.
Beliau menuliskan dalam Fiqih Sunnah, “Para ulama menyebutkan bahwa puasa Asyura ada tiga tingkatan. Pertama, berpuasa selama tiga hari, yaitu hari kesembilan, kesepuluh dan kesebelas. Kedua, berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, berpuasa pada hari kesepuluh saja.”
Sedangkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, jika seseorang berpuasa Asyura tanpa Tasu’a, disunnahkan baginya –menurut mazhab Syafi’i- berpuasa pula pada tanggal 11. Bahkan Imam Syafi’i sendiri dalam kitab Al Umm dan Al Imlaa’ menyatakan kesunnahan berpuasa pada tiga hari tersebut sekaligus.
Berdasarkan penjelasan para ulama tersebut, yang paling baik adalah puasa selama tiga hari; puasa 9 Muharram (tasu’a), 10 Muharram (asyura) dan 11 Muharram.
Jika tidak bisa, hendaklah puasa dua hari. Yakni puasa 9 Muharram (tasu’a) dan 10 Muharram (asyura). Jika terlewat puasa tasu’a, boleh diganti dengan puasa 11 Muharram sehingga jadinya tetap dua hari; puasa 10 Muharram (asyura) dan puasa 11 Muharram.
Jika tidak bisa, hendaklah puasa 10 Muharram (asyura) dan jangan dilewatkan. Sebab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencontohkan sangat perhatian dan mengutamakan puasa ini.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ . يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan puasa satu hari yang diutamakannya atas yang lainnya selain hari ini, hari asyura dan bulan Ramadhan. (HR. Bukhari)
Di antara keutamaan puasa asyura ini, Allah akan mengampuni dosa selama satu tahun sebelumnya.
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbawia]