Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat yang merupakan purnawiran polri bintang dua Anton Tabah Digdoyo menyampaikan pernyataan mengejutkan terkait kondisi kejiwaan terdakwa penista agama, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Dalam empat pernyataannya terkait ribuan karangan bunga yang ditujukan kepada Ahok-Djarot, Anton menyatakan bahwa
Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat yang merupakan purnawiran polri bintang dua Anton Tabah Digdoyo menyampaikan pernyataan mengejutkan terkait kondisi kejiwaan terdakwa penista agama, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Dalam empat pernyataannya terkait ribuan karangan bunga yang ditujukan kepada Ahok-Djarot, Anton menyatakan bahwa Ahok harus diperiksa kejiwaannya.
"Sesuai saran pakar psikologi agar kejiwaan Ahok segera diperiksa secara cermat untuk membuktikan jika daya nalarnya terganggu atau tidak." rilis Republika, Sabtu (29/4/17).
Komentar ini didasarkan pada beberapa pernyataan yang dilontarkan oleh Ahok yang terkesan melawan Tuhan. Ahok dinilai tidak memiliki konsep ketuhanan yang jelas berdasarkan agama yang dianutnya.
Seperti pernyataan Ahok yang akan melawan Tuhan, jika Tuhan berlaku macam-macam.
"Jika macam-macam, Tuhan pun saya lawan." tutur Anton, menirukan pernyataan Ahok.
Hal lain yang mendasari pernyataan Anton ialah adanya ribuan karangan bunga yang disinyalir merupakan pengalihan aksi perayaan atas prediksi kemenangan pasangan Ahok-Djarot. Karena dinyatakan kalah dalam banyak hitung cepat, karangan bunga yang semula berisi ucapan selamat diubah menjadi ucapan terimakasih atas kepemimpinan Ahok-Djarot di Jakarta.
Namun hal ini sudah dibantah oleh pihak Ahok-Djarot. Bahkan ada keterangan bahwa para pengusaha bunga menerima pesanan secara dadakan.
Meski demikian, Anton tetap menyayangkan ribuan karangan bunga yang akhirnya merusak keindahan Ibu Kota Indonesia ini. Menurut Anton, tindakan itu merupakan bentuk kesia-siaan. Tidak ada manfaatnya. [Om Pir/Tarbawia]