Meski menghormati aksi bunga, balon, dan lilin, Wakil Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI KH Muhammad Zaitun Rasmin menilai tindakan Ahokers yang ini berlebihan dan naif.
Ketika,
ILC Saatnya Damai Bersenandung, Selasa (23/5/17) malam. |
Wakil Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI KH Muhammad Zaitun Rasmin tidak pernah mempermasalahkan berbagai aksi yang dilakukan oleh pendukung terpidana penista agama, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Hal ini disampaikan oleh Kiyai Zaitun dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) Saatnya Damai Bersenandung di TV One pada Selasa (23/5/17) malam.
"Sebenarnya kita sendiri tidak pernah mengomentari tentang aksi bunga, aksi lilin, itu semua wajar. Bahkan ketika ada demo menaggapi putusan (Majelis Hakim) itu, kami menganggap itu wajar." ujar Kiyai Zaitun.
Akan tetapi, beliau mempermasalah wacana para pendukung Ahok yang mendiskreditkan hasil persidangan. Apalagi Majelis Hakim menyampaikan putusan secara objektif dan jujur sesuai bukti-bukti.
"Pengadilan yang objektif, pengadilan yang-bagaimana kita lihat Hakim dari wajah mereka, dari penjelasan fakta-fakta hukum," puji Kiyai Zaitun.
Tindakan mendiskreditkan putusan Majelis Hakim karena ketidakpuasan tersebut dinilai naif oleh Kiyai Zaitun karena diwacanakan oleh pendukung Ahok sebagai ancaman terhadap kebhinnekaan.
"Tetapi ketika mulai diangkat lagi seolah-olah bhinneka terancam,
persatuan kita terancam hanya karena ada seorang yang kemudian diputuskan
oleh pengadilan yang sah, saya kira sangat naïf ketika orang-orang mudah mencaci maki, mudah menistakan pengadilan hanya karena ketidakpuasan." tuturnya tegas dan santun.
Dalam kesempatan tersebut, Kiyai Zaitun membantah dengan cerdas menyatakan bahwa damai bukan hanya dijadikan wacana, tetapi sudah dibuktikan oleh umat Islam.
GNPF MUI sendiri komitmen dan terbukti menjaga kedamaian. Semua aksi yang dimotori oleh GNPF MUI berakhir dengan damai tanpa adanya satu sampah dan kerusakan pun di jalan. Hanya saat aksi 411, aksi damai dikotori oleh provokator. [Om Pir/Tarbawia]