Ribuan buruh yang mengikuti aksi May Day 2017 di Jakarta pada Senin (1/5/17) membakar karangan bunga yang ditujukan kepada Ahok-Djarot. Buruh kompak menumpuk karangan bunga yang disenderkan di sekitaran Monas, kemudian membakarnya.
Dari atas mobil komando, pemimpin aksi Arif Inandi yang merupakan Ketua DPP SP LEM SPSI menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan
Ribuan buruh yang mengikuti aksi May Day 2017 di Jakarta pada Senin (1/5/17) membakar karangan bunga yang ditujukan kepada Ahok-Djarot. Buruh kompak menumpuk karangan bunga yang disenderkan di sekitaran Monas, kemudian membakarnya.
Dari atas mobil komando, pemimpin aksi Arif Inandi yang merupakan Ketua DPP SP LEM SPSI menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari bersih-bersih.
"Kalau hanya bersih-bersih begini, dibakar pakai api selesai." ujarnya dari atas mobil komando, dengan pengeras suara.
Ia sempat bertanya, akankah peserta aksi melanjutkan pembakaran karangan bunga yang jumlahnya sangat banyak dan menganggu pemandangan sekitar Monumen Nasional (Monas).
"Mau lanjut kawan-kawan?" tegasnya.
Arif juga menyatakan, jika seseorang meninggal maka dilakukan tahlilan selama tiga hari. Sedangkan karangan bunga yang diberikan sebagai ucapan belasungkawa hanya bertahan selama itu, lalu dibuang ke tempat sampah.
"Kalau orang meninggal, tahlilan tiga hari selesai, kawan-kawan. Kalau karangan bunga, dibuang ke tempat sampah." tegas Arif sebagaimana dilansir Sindonews, Senin (1/5/17)
Dalam aksi May Day 2017 ini, para buruh tidak bisa menuju area depan Istana Negara Jakarta. Polisi memblokir jalan dengan meletakkan kawat berduri. [Om Pir/Tarbawia]