Inilah detik-detik penyampaian informasi tidak benar oleh calon Gubernur terdakwa penista agama, Ahok, dalam debat final Pilkada Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta Selatan pada Rabu (12/4/17) malam.
Ketidakbenaran yang terjadi pada menit ke 23 lebih 30 detik ini terbongkar ketika yang disampaikan berbeda dengan data yang terdapat dalam situs resmi pemerintah Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Basuki Tjahja Purnama dalam debat final Pilkada DKI Jakarta |
Inilah detik-detik penyampaian informasi tidak benar oleh calon Gubernur terdakwa penista agama, Ahok, dalam debat final Pilkada Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta Selatan pada Rabu (12/4/17) malam.
Ketidakbenaran yang terjadi pada menit ke 23 lebih 30 detik ini terbongkar ketika yang disampaikan berbeda dengan data yang terdapat dalam situs resmi pemerintah Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Bermula dari klaim pengehematan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta era Basuki Tjahja Purnama alias Ahok sehingga anak-anak sekolah mendapatkan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebanyak 600.000 rupiah per bulan atau 7.200.000 dalam satu tahun.
"Uang buat anak-anak sekolah pun sudah kita tingkatkan. Satu anak bisa dapat 600.000. 7,2 juta (dalam) satu tahun. Tentu, ini semua karena penghematan-penghematan yang berhasil kami lakukan." kata Ahok di menit 23.30, saat menjawab pertanyaan pertama dari moderator.
Namun, data ini berbeda dengan informasi yang disampaikan oleh pemerintah dalam laman kjp.jakarta.go.id. Di kolom besaran dana dan cara pencairan, nilainya jauh dari yang disampaikan oleh Ahok saat debat.
Jumlah dana KJP |
Di laman tersebut, anak-anak SD dan sederajat hanya mendapatkan 210.000 per bulan. SMP sederajat senilai 260.000 per bulan. SMA mendapatkan 375.000 per bulan. SMK mendapatkan 390.000 per bulan dan PKBM mendapatkan 210.000 per bulan. [Om Pir/Tarbawia]
Data lengkap bisa dilihat di Kartu Jakarta Pintar.