Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Mari merenungkan kembali wasiat agung Kiyai Hasyim Muzadi tentang fenomena segelintir kaum Muslimin yang hina Aksi Bela Islam II atau Aksi 411 lalu.
Umat Islam Indonesia berduka sedalam-dalamnya. Kiyai yang juga berperan sebagai orang tua bangsa ini, Kiyai Haji Hasyim Muzadi, meninggal dunia pada Kamis (16/3/17) pukul 6.15 WIB.
Semasa hidupnya, Kiyai Hasyim dikenal sebagai orang tua yang diterima semua kelompok kaum Muslimin. Beliau berdiri pada sikap yang tegas dan terang benderang terkait isu-isu yang dihadapi umat Islam se-Nusantara.
Ketika Aksi Damai Bela Islam II atau dikenal dengan Aksi 411 dilaksanakan dengan long march dari Masjid Istiqlal menuju Istana Presiden Jakarta pada Jum'at (4/11/16) untuk merespons mandulnya hukum kepada Basuki Tjahja Purnama yang menista Al-Maidah 51, Kiyai Hasyim Muzadi berada pada garis yang sangat jelas.
Bahkan dengan kejernihan pemikiran dan cahaya Al-Qur'an di dalam hatinya, Kiyai Hasyim mampu menerangkan dengan cermat terkait alasan segelintir kaum Muslimin yang justru menghina Aksi 411.
"Al-Qur'an sebagai kitab suci sekaligus kitab pembeda (Al-Furqan) yang membedakan antara yang hak dan yang batil. Maka tidak heran kalau kemudian kelihatan di kalangan umat Islam sendiri mana yang bertindak sebagai pejuang, sebagai pengikut perjuangan yang ikhlas tanpa pamrih, yang mengambil posisi memanfaatkan keadaan (untuk kepentingan duniawi sesaat) dan mana yang memang menyelewengkan al-Qur'an,” tulis Kiyai Hasyim merespons Aksi 411 melalui rilis resmi yang disebarkan kepada berbagai media online dan cetak. (Baca: KH Hasyim Muzadi Komentari Rahasia Aksi 411)
Nyata sekali pendapat jernih Kiyai Hasyim ini. Ada orang yang kartu tanda penduduknya Islam, tetapi sama sekali tidak memahami dan justru menentang makna yang terkandung di dalam Al-Qur'an.
Ada pula mereka yang sedikit memahami dan hanya menggunakan Al-Qur'an sesuai dengan kepentingan diri, ormas, dan partai politik atau organisasinya.
Mudah-mudahan kita semua termasuk dalam golongan yang disebut oleh Kiyai Hasyim Muzadi sebagai 'Umat Islam yang bertindak sebagai pejuang.' [Om Pir/Tarbawia]