Partai pendukung terdakwa penista Agama dalam Pilkada DKI Jakarta salah-salahan. PDIP menganggap Nasdem, Hanura, dan Golkar tidak serius. Nasdem meradang dan menyampaikan bantahan.
Ternyata, saling sikut dan saling menyalahkan yang terjadi di antara para pendukung kebathilan ini sudah dijelaskan tuntas dalam ayat ini. Allahu Akbar!
Menyusul pertandingan babak kedua di Pilkada DKI Jakarta pada Rabu (19/4/17) mendatang, partai politik pendukung pasangan calon no 2 Ahok-Djarot saling sikut. Hal ini dituturkan oleh salah satu politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Trimedya Panjaitan.
Ia menilai partai pendukung yang terdiri dari Nasdem, Hanura, dan Golkar kurang kerius dalam memenangkan Ahok-Djarot di putaran pertama. Sehingga, ia meminta kepada mitra koalisinya untuk lebih giat bekerja di putaran kedua.
"Kita harapkan Kepada Golkar ini, walaupun di akhir-akhir dia akhirnya kencang. Nah partai lain juga kita harapkan sama upayanya, kerja kerasnya. Kalau itu terjadi kita optimis menang di putaran kedua," ungkap Trimedya sebagaimana dilansir Merdeka, Sabtu (18/2/17).
Menanggapi ujaran tersebut, partai pendukung Ahok-Djarot meradang. Partai Nasdem melalui Sekretsris Jenderal DPW DKI Jakarta menyayangkan pernyataan Trimedya.
"Nasdem menyayangkan pernyataan yang disampaikan oleh seorang yang dianggap politisi senior yaitu Bapak Trimedya Panjaitan dalam sebuah diskusi publik," papar Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPW Partai Nasdem DKI Jakarta, Wibi Andrino di Jakarta, sebagaimana dilansir Sindonews, Sabtu 18 Februari 2017.
Kabar dari Al-Qur'an
Untuk memahami perseteruan antara para pendukung terdakwa penista agama ini, Al-Qur'an sudah jauh-jauh hari memberikan kabar kepada kaum Muslimin dan orang-orang yang mau berpikir.
Allah telah mengabarkan perseteruan para pendukung kebathilan, meski di luar terlihat akrab dan damai.
تحسبهم جميعا و قلوبهم شتى
"Kamu kira mereka itu bersatu, padahal hati mereka terpecah belah." (Qs. Al-Hasyr [59]: 14)
Menafsriakn ayat ini, Dr Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengutip pendapat Qatadah menyatakan, "Mereka berkumpul tetapi tidak dapat disatukan. Karena orang yang tegak di atas yang batil itu berbeda pendapat, kesaksian, dan keinginan-keinginannya. Mereka hanya bersatu dalam satu hal saja, yaitu memusuhi kebenaran."
Menafsriakn ayat ini, Dr Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengutip pendapat Qatadah menyatakan, "Mereka berkumpul tetapi tidak dapat disatukan. Karena orang yang tegak di atas yang batil itu berbeda pendapat, kesaksian, dan keinginan-keinginannya. Mereka hanya bersatu dalam satu hal saja, yaitu memusuhi kebenaran."
Seperti inilah Al-Qur'an menggambarkan para pendukung kebathilan. Mereka terlihat bersatu, padahal sejatinya bercerai berai dan berpecah belah. [Om Pir/Tarbawia]