"Mesti luluslah Anda (warga Jakarta)." tegasnya.
"Kalau sampai Jakarta ndak lulus soal ini, Aku ngguyu cekikian, 'blok, gobl*k, gobl*k, gobl*k, gobl*k, gobl*k, gobl*k' kan gitu?" lanjut Cak Nun, diikuti tawa renyah hadirin.
Budayawan Emha Ainun Najib yang lebih akrab dengan sapaan Cak Nun menyebutkan satu kandiddat calon Gubernur DKI Jakarta yang tidak layak dipilih karena berpotensi membesarkan api permusuhan.
Ia dengan lugas menyatakan, "Nah, kalau milih calon Gubernur, jangan pilih yang mulut bensin."
Tanpa sedikit pun menyebutkan inisial, karena hadirin sudah memahami siapa yang dimaksud oleh Cak Nun, ia menjelaskan fenomena aneh yang dialami oleh sebagian masyarakat yang menggandrungi cagub mulut bensin ini.
"Ngono ae gak iso, rek rek (begitu saja gak bisa). Ngono ae kok ribut (begitu saja kok ribut)," lanjut Cak Nun sembari geleng-geleng kepala.
"Ini ujian kecillah," lanjutnya bernada meremehkan.
Ia mengibaratkan pemilihan Gubernur di DKI ini sebagai check point saat seorang anak lulusan SMP hendak masuk ke SMA.
"Ini kalau di SMA namanya check point," tegas Cak Nun.
Penulis buku Slilit Sang Kiyai ini menegaskan, ada musibah kebodohan akut jika warga DKI Jakarta tidak lulus dan memilih cagub mulut bensin dalam Pilkada 15 Februari 2017 mendatang.
"Mesti luluslah Anda (warga Jakarta)." tegasnya.
"Kalau sampai Jakarta ndak lulus soal ini, Aku ngguyu cekikian, 'blok, gobl*k, gobl*k, gobl*k, gobl*k, gobl*k, gobl*k' kan gitu?" lanjut Cak Nun, diikuti tawa renyah hadirin.
Ia mengakhiri dengan mengatakan, "Urip pisan ning dunyo, kok jeke goblok arek iki,"
"Hidup sekali di dunia ini, kok masih bodoh saja orang ini," pungkasnya. [Om Pir/Tarbawia]