Innalillahi... Jika semua aparat dan pihak berwenang serta kaum Muslimin dan orang yang mau berpikir mengetahui potensi bahaya ini, niscaya gerakan bubarkan FPI tidak akan pernah ada...
KH M Arifin Ilham bersama dai lainnya (ilustrasi-infomenia) |
Gerakan yang menuntut dibubarkannya Front Pembela Islam (FPI) kian berdengung. Gerakan yang menuntut dibubarkannya organisasi massa Islam pimpinan Habib Rizieq Syihab ini, menurut KH M Arifin Ilham, merupakan buah dari salahpahamnya mereka terhadap FPI.
FPI disebut anarkis, tidak toleran, dan terus menerus dicari kekeliruannya. Mereka juga sepakat diam tatkala FPI menerjunkan relawan ke daerah-daerah terdampak bencana banjir, longsor, gempa bumi, dan sebagainya di berbagai penjuru Nusantara.
Tidak berjalan mulus, gerakan bubarkan FPI mengundang lawan. Banyak pihak yang tidak sepakat dan mendukung agar FPI tetap eksis di bumi Nusantara. Bahkan, Pimpinan Majlis Az-Zikra KH M Arifin Ilham dengan tegas mengingatkan potensi bahaya yang bakal menimpa sebagai buntut dibubarkannya organisasi yang berdakwah di sayap nahi munkar ini.
"Lihatlah di media, siapa yang ingin membubarkan FPI? Kebebasan macam apa yang diinginkan?" tutur KH M Arifin Ilham melalui unggahan di akun fesbuknya, Sabtu (21/1/17).
Beliau melanjutkan, jika maksiat dibiarkan subur dan mewabah, ada ancaman bahaya yang bakal menimpa seorang individu, sebuah komunitas, masyarakat, atau bangsa.
"Ingat! Kalau maksiat dan kemungkaran dibiarkan merajalela, (maka) fahaaqqo alaihal qoul, azab Allah akan turun sebagaimana menimpa kaum 'Aad, Tsamud, kaum penyuka sesama jenis, dan lain sebagainya." tegas dai yang kerap mengenakan busana serbaputih ini.
Kiyai Arifin Ilham juga mengutip Firman Allah dalam Surat Al-Isra' [17] ayat 16 dan17,
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya."
Lebih tegas, beliau mengingatkan potensi kehancuran sebuah bangsa jika hukum bisa dibeli sehinga kemaksiatan dan keburukan merajalela.
"Jika terus dibiarkan saat hukum sudah bisa “dibeli”, hancurlah negeri tercinta ini." tegas sang Kiyai. [Om Pir/Tarbawia]