Kreatif dan bernilai ibadah. Tegas tiadakan terompet, kembang api, dan musik, inilah yang dilakukan Pemprov Jawa Timur di malam pergantian tahun.
Malam Tahun Baru (ilustrasi-viva) |
Malam tahun baru identik dengan perayaan dan hura-hura. Kembang api dan terompet berpadu dengan musik yang memekakan telinga. Seperti keharusan, acara-acara tersebut diramaikan juga oleh pemerintah di daerahnya masing-masing.
Setelah gelombang kebangkitan kaum Muslimin merambah ke ranah pemerintahan, warna tahun baru makin beragam. Lantaran memahami kultur masyarakat yang belum serentak menolak semua jenis perayaan tahun baru, hadirlah inovasi-inovasi yang mulai menggeser perayaan-perayaan tanpa makna tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, misalnya. Berpusat di Ibu Kota Provinsi Surabaya, Pemprov Jawa Timur sepakat meniadakan kembang api dan terompet. Sebagai alternatif, pemerintah menghadirkan rebana sebagai iringan pembacaan shalawat Nabi.
"Nanti akan kita gelar tanggal 31 Desember shalawat Nabi, dan tidak ada lagi pesta kembang api," ujar Setda Provinsi Jawa Timur Hizbul Wathan.
Pihaknya menyebutkan, akan hadir 5000 rebana yang akan ditabuh di malam pergantian tahun untuk mengiringi pembacaan shalawat Nabi. Ia menegaskan, hal itu merupakan salah satu cara agar malam tahun baru tidak dijalani dengan hura-hura, tapi dengan ibadah.
"Mari sambut tahun baru dengan berdoa serta perbanyak shalawat agar (kehidupan di tahun mendatang) lebih baik," tegas Hizbul sebagaimana dilansir viva, Jum'at (30/12/16). [Tarbawia/Om Pir]