Siapa bilang peserta aksi 411 dan 212 berasal dari kalangan menengah ke bawah? Banyak kok di antara mereka yang naik BMW sampai Lambhorgini bahkan nginep di hotel berbintang.
Cek buktinya di kisah ini...
Peserta aksi 212 di lobi hotel Aryaduta Cikini Jakarta Jum'at (2/12/16) |
Mengatakan bahwa peserta aksi 411 dan 212 dibayar 500 ribu adalah fitnah yang sangat besar. Jika sebagian besar peserta berasal dari kalangan menengah ke bawah, hal itu benar adanya. Akan tetapi mereka yang berasal dari kalangan tersebut adalah kelompok masyarakat yang memiliki semangat tinggi dalam belajar dan memperjuangkan agama.
Mereka berani izin dari perusahaan tempat bekerja dengan resiko tidak digaji sampai diberhentikan atau sengaja tidak masuk jika izin tidak diberikan. Di dalam benak mereka, uang hanyalah sarana, bukan tujuan. Mereka adalah golongan yang belum dikaruniai uang, tapi memahami hakikat uang yang sesungguhnya.
Akan tetapi, jangan salah! Sebagian peserta lainnya berasal dari kalangan menengah ke atas. Banyak di antara peserta yang didapati membawa kendaraan mewah lengkap dengan makanan untuk dibagikan kepada peserta aksi 411 atau 212.
Khusus di aksi 212 Jum'at (2/12/16) lalu, jumlah peserta dari kalangan menengah ke atas makin tak terbendung. Bahkan ada konglomerat Muslim yang membawa air mineral dalam truck besar dan ia aktif memindahkan kardus berisi minuman dari atas truck ke pinggir jalan.
Tak hanya itu, sebagian mereka juga menggunakan kendaraan mewah yang bak mimpi bagi sebagian besar bangsa Indonesia. Ini bukan opini, bukan pula mimpi atau imajinasi. Ini nyata. Sangat fakta.
"Mungkin banyak orang mengira peserta aksi 212 itu kaum menengah ke
bawah. Ternyata meleset. Banyak kok yang datang dengan
mobil-mobil mewah semacam BMW hingga Lambhorgini," tulis Muktia Farid di akun fesbuknya.
Mereka bahkan membawa orang tua dan anak-anak untuk ikut hadir membela Al-Qur'an yang dinista oleh Ahok. Dan untuk memberikan bakti dan sayang terbaik, mereka menginap di hotel berbintang di kawasan sekitar Monas.
"Pas check in di Aryaduta, banyak yang datang malam itu (malam Jum'at). Kami saling lihat satu sama lain. Saya berusaha menyembunyikan maksud hati bahwa saya nginep dengan membawa 2 ortu dan 4 anak hanya untuk ikut aksi 212. Sepertinya mereka pun demikian," tulis Mukti mengutip kisah temannya yang menginap di Hotel Aryaduta Cikini Jakarta.
Kisah ini semakin menambah daftar panjang mereka yang tergerak hatinya. Bahkan dalam aksi 411 lalu, ada seorang pengusaha yang melaporkan Ahok ke Bareskrim Polri karena menuduh peserta aksi dibayar 500 ribu rupiah. Pasalnya, laki-laki pelapor itu membawa cincin yang harganya 600 juta rupiah. [Tarbawia/Om Pir]