Entah dari mana mulanya. Entah siapa yang memulai. Tiba-tiba ada suara ajakan. Salah satu peserta aksi 212 yang tidak saling kenal itu berteriak, mengajak peserta lain untuk...
Peserta Aksi 212 sedang shalat Jum'at (Bela Quran-FB-ilustrasi) |
Setelah shalat Jum'at, jutaan peserta aksi 212 berhamburan dengan sangat rapi dan tertib menuju kendaraan dan tempat masing-masing. Perjalanan sangat santai, tapi teratur, tak ubahnya antrian di Saudi Arabia saat haji karena banyaknya jamaah.
Bukan hanya kendaraan besar dan mobil pribadi peserta, beberapa angkutan umum seperti bajaj pun alami macet. Tersendat bahkan berhenti karena tidak ada ruang yang bisa dilalui. Sebagian mereka tetap tersenyum. Sebagian lainnya termenung lantaran memikirkan setoran hari itu.
"Ketika massa sudah bubar dan kembali ke rumah masing-masing, jalanan macet luar biasa hingga semua kendaraan seperti parkir di jalan," tulis Eri Irawan di akun fesbuknya.
Eri yang mengikuti aksi 212 menuturkan kesannya yang mendalam hari itu, di tengah macet dan rintik hujan yang membahagiakan hati.
"Di tengah macet itu, ada beberapa pengemudi bajaj yang sudah agak berumur. Bajajnya tertahan, tidak bisa maju dan hanya termenung," lanjut Eri menuturkan.
Melihat pemandangan itu, entah dari mana mulanya, entah siapa yang memulai, tiba-tiba ada suara ajakan untuk beramal. Salah satu peserta aksi 212 yang tidak saling kenal itu berteriak.
"Ayo.. keluarkan uang Anda. 2000 rupiah tidak apa-apa. Kita takut zalim kepada bapak ini. Bisa jadi bapak ini gak bisa mencari nafkah gara-gara macet. Dia harus kasih setoran. Ayo ayo masukan uang ke kardus untuk si Bapak," tutur Eri.
Eri yang berada di lokasi menyaksikan seorang peserta aksi yang mengedarkan kardus. Peserta lain langsung berpartisipasi. Bahkan ada yang langsung mendatangi abang bajaj untuk menyerahkan uang sedekahnya sembari tersenyum manis.
Berselang detik, para pengemudi bajaj tersenyum. Nuraninya berbahagia atas kebaikan atas nama kemanusiaan itu.
Laki-laki pengedar kardus itu pun mendatangi pengemudi bajaj, menyerahkan kardus berisi uang. Dan bertutur sepenuh senyum, "Alhamdulillah ya Pak..." [Tarbawia/Om Pir]