Merinding... Inilah detik-detik terciumnya aroma wangi saat aksi 212. Seorang peserta aksi 212 asal Gresik Jawa Timur dan ratusan orang di sekitarnya menjadi saksi. Sangat nyata. Sangat wangi. Allahu Akbar.
Peserta Aksi Bela Islam III di Jakarta pada Jum'at (2/12/16) |
Bertambah lagi daftar keajaiban dalam Aksi Damai Bela Islam III pada Jum'at (2/12/16) lalu di Jakarta. Kesaksian-kesaksian ini semakin menguatkan harapan, semoga Allah Ta'ala merahmati dan memberkahi aksi 212 dan menerimanya sebagai amal shalih.
Seorang peserta aksi asal Kabupaten Gresik Jawa Timur menyampaikan kesaksian. Ia beranjak dari kawasan Harmoni dengan tiga ribuan peserta. Meski mengetahui bahwa Monas sudah penuh, pria bernama Arik S. Wartono tetap melaju, menerobos lautan massa untuk mencapai panggung utama.
Usaha gigihnya membuahkan hasil. Ia berhasil bergabung dengan peserta di sebelah kiri panggung, dari jakar sekitar 25 meter. Arik menggelar sajadah. Menikmati sajian ruhani sepanjang acara sembari mengambil foto dan merekam video untuk dokumentasi.
Menjelang masuknya waktu shalat Jum'at, Arik mengalami perasaan serupa jutaan peserta lain; bagaimana memperbarui wudhu di tengah lautan massa. Tak lama setelah itu, hujan turun lebat hingga bisa digunakan oleh seluruh peserta untuk memperbarui wudhu.
Tak lama setelah hujan deras mengguyur hingga sekujur badan peserta basah, Arik menjadi saksi keajaiban yang luar biasa. Kejadian yang mustahil ia lupakan dalam hidup. Kejadian yang bukan hanya saja dia alami, tetapi dirasakan pula oleh ratusan peserta di sekitarnya.
"Sekitar 5 menit hujan turun, indra penciumanku mengindera bau semerbak harum," tutur Arik melalui akun fesbuk pribadinya.
"Aku berpikir sejenak, bau parfum siapakah ini yang sanggup semerbak dalam guyuran hujan?
Bukankah kami berkumpul 7,4 juta orang? Mestinya kan pengab bau keringat di bawah hujan? Normalnya kan bau apag (tak sedap) pakaian kotor berkeringat yang terbasahi air?" lanjutnya secara monolog.
"Tapi," tegasnya, "ini malah bau harum semerbak."
Arik pun berkata setengah berteriak untuk bertanya kepada orang-orang di sekitarnya. Apakah mereka mencium wangi semerbak? Ternyata sebagian besar orang di sekitarnya juga mencium. Bahkan peserta aksi 212 yang tengah mengalami flu juga bisa mencium semerbak harum itu.
Arik tak menyerah. Naluri logisnya bekerja. Ia bertanya dan menelisik, mungkin ada bunga atau tumbuhan yang mengeluarkan aroma wangi di sekitarnya, tetapi ternyata tidak ada.
Peserta di sekitar Arik pun tak kuasa membendung haru. Sebagian besar histeris, menangis dalam syahdu. Aroma wangi itu baru hilang sesaat setelah adzan kedua, saat khatib hendak naik mimbar.
"Muadzin pun mengumandangkan adzan kedua, Habib Rieziq mulai berkhutbah
sebagai khatib sholat Jumat, dan bau harum tak tercium lagi, hujan terus
merintik," pungkas Arik. [Tarbawia/Om Pir]