Saksikanlah dengan iman. Perhatikan wajah tulus anaknya. Baca dengan baik-baik tulisan di kertas yang dipegang oleh seorang bapak dalam aksi 212 ini. Lalu, rasakanlah. Adakah bulir lembut yang mengalir di pipi dari mata kita masing-masing?
Peserta Aksi 212 bagikan permen (Bela Quran-FB-Mulyadi Surya) |
Seperti mata air yang senantiasa hadirkan kesejukan dan hilangkan dahaga, seperti itu pula kisah dan cerita tentang Aksi Super Damai Bela Islam III atau Aksi 212 di Monas Jakarta pada Jum'at (2/12/16) pekan lalu.
Aksi 212 menjadi bukti kekuatan kaum Muslimin ketika bersatu. Perbedaan adalah keindahan, selama tujuan yang digapai adalah ridha Allah Ta'ala. Tiada ricuh atau rusuh, padahal jumlah pesertanya jutaan.
Taman utuh. Rapi. Rumput tidak ada yang terinjak. Tiada sisa sampah yang berserakan. Bahkan, Monas lebih bersih setelah aksi dibanding sebelum aksi. Wajar jika ada yang mengatakan, suasana aksi 212 bak wukuf di Arafah.
Banyak hati yang terketuk. Semua kaum Muslimin bergerak dengan yang mereka miliki untuk berkontribusi di Aksi 212 lalu. Ayah dan anak ini, misalnya, berhasil membuat jutaan kaum Muslimin meleleh air matanya.
Laki-laki berbaju koko putih dengan tas tersilang di pundaknya ini berdiri, berdampingan dengan anak gadisnya yang masih berusia sekolah dasar. Tangan kanannya memegang sebungkus permen, sedangkan tangan kirinya memegang sebuah kertas putih berisi tulisan.
Saksikanlah dengan iman. Perhatikan wajah tulus anaknya. Baca dengan baik-baik tulisan di kertas yang dipegang oleh seorang bapak dalam aksi 212 ini. Lalu, rasakanlah. Adakah bulir lembut yang mengalir di pipi dari mata kita masing-masing?
Ya Allah... Maafkan sebagian kami yang tidak membantu, tidak mendukung, dan malah sibuk menjelek-jelekkan kaum Muslimin yang ikuti aksi 212 lalu. [Tarbawia/Om Pir]