Perhatikan 4 media nasional yang sikapi aksi 212 kemarin. Nyata sekali keberpihakan dan misi yang mereka emban dan tebarkan.
Headline 4 Media Nasional |
Media adalah sarana yang sangat efektif untuk menyebarkan dan mendukung sebuah pemikiran. Ide yang ditampilkan melalui media bisa menyebar massif dan dinikmati banyak kalangan dengan amat mudah. Dalam negara demokrasi seperti Indonesia, media memiliki peran yang sangat efektif untuk mempengaruhi masyarakat melalui pemberitaannya.
Aksi Super Damai Bela Islam III atau Aksi 212 yang sukses digelar di Monas Jakarta pada Jum'at (2/12/16) menjadi bukti nyata. Satu hari setelahnya, media nasional di tanah air berebut menampilkan pemberitaan utama dan berita-berita pendukung.
Secara sekilas, apalagi mendalam, masyarakat Indonesia bisa menilai keberpihakan media tersebut, kemudian memutuskan untuk mendukung, membiarkan, meninggalkan, atau menggantinya dengan media yang lebih sesuai dengan jalan hidup dan pemikiran yang diadopsi.
Positif
Harian Umum Republika dan Kompas memilih menampilkan foto pantauan udara aksi 212 di sekitar Monas Jakarta. Jika Republika terbukti konsisten mendukung sejak aksi 411, harian yang bertajuk Pengangan Kebenaran ini memilih TERIMA KASIH sebagai judul utama untuk aksi 212.
Sedangkan Kompas terlihat berubah menyikapi aksi 212. Kompas memasang headline Terima Kasih dengan gambar Monas terlihat dari atas, dilengkapi dengan gambar Presiden Jokowi dan jajaran pemerintahan yang hadiri aksi dengan payung biru dan kemeja putih di bagian tengah.
Koran Sido tidak berbeda jauh. Mereka memilih 'SUPERMASSA, SUPERDAMAI' sebagai headline dengan gambar udara yang lebih luas pemandangannya. Terlihat jelas lautan massa dari jalan Sudirman dan MH Thamrin, Bundaran HI, hingga sampai ke Monas.
Bukti Makar
Sedangkan Media Indonesia (MI) yang merupakan bagian dari perusahaan milik Surya Paloh sama sekali tidak menampakkan tampilan udara Monas. MI hanya menampilkan Presiden Jokowi yang didukung naik ke atas panggung oleh peserta aksi dan para prajurit TNI.
Untuk headline, MI memilih kalimat 'Makar Terbukti Ada' dengan menjelaskan penangkapan beberapa tokoh politik, kemudian mengaitkannya dengan lokasi penangkapan yang tidak jauh dari lokasi aksi 212. Disebutkan oleh MI, makar yang direncanakan adalah menduduki gedung MPR/DPR RI. [Tarbawia/Om Pir]