Dai kharismatik Kiyai Haji Muhammad Arifin Ilham masuk penjara untuk menyampaikan dakwah. Beliau menulis nasihat yang menusuk kalbu. Membuat hati menangis dan meringis.
Dai kharismatik Kiyai Haji Muhammad Arifin Ilham masuk penjara. Setelah keluar, beliau menulis sebuah nasihat yang menusuk kalbu. Membuat hati menangis dan meringis. Sungguh, benar apa yang beliau tuliskan.
Beliau memberi judul pesannya dengan 'SEJUTA HIKMAH DI PENJARA' dan diikuti salam kehormatan untuk kaum Muslimin, "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu."
"Sahabatku, hidup di dunia ini adalah kesempatan satu-satunya dan terakhir kalinya. Sungguh, setiap detik yang berlalu lan tarjial ayyamullati madhot (tidak akan pernah mampu kita ulangi lagi). Padahal, kita akan hidup di akhirat selama lamanya dan waktu untuk mengumpulkan bekal di akhirat terlalu sebentar. Lantas, bisakah berbuat maksiat?" lanjut sang dai di paragraf pertama.
Tanyakan pada diri, berapa banyak maksiat yang kita kerjakan sepanjang hari selama hidup?
"Sahabatku," lanjut pimpinan Majlis az-Zikra ini, "sekali gagal dalam kesempatan ini, maka akan gagal selamanya. Ingat, menyesal di akhirat tidak ada gunanya. Kalau ingin menyesal, sekarang! Mumpung hidup masih ada. Ingat! Kematian mengincar kita selalu dan kadang datang secara tiba-tiba!"
Sudahkah kita siap jika tiba-tiba dijempul ajal?
"So takutlah kepada Allah. Jangan nekat (melakukan) maksiat lagi. Terlalu besar resikonya kelak. (Jika) sekarang kita masih hidup, berarti Allah masih sayang pada kita. TAUBATLAH SUNGGUH-SUNGGUH," tegas dai kelahiran Banjarmasin ini.
KH M Arifin Ilham masuk penjara untuk berdakwah @FP |
"Bangunlah (untuk) shalat di penghujung malam. Hidupkan sunnah Rasulullah dan rendahkanlah hati kepada saudari-saudarimu. Jadikanlah Rumah Tahanan Pondok Bambu ini sebagai PESANTREN untuk mendekatkan diri kepada Allah," tutur sang dai di rutan Pondok Bambu saat menyampaikan dakwah.
Beliau mengakhiri suratnya dengan berdoa, "Allahumma, ya Allah, terimalah taubat kami dan jadikanlah taubat kami (sebagai) taubatan nashuhan. Ampunilah seluruh dosa-dosa kami dan berkahilah sisa-sisa umur kami dengan kenikmatan taat kepada-Mu. Aamiin." [Om Pir/Tarbawia]