Aksi Damai Bela Islam dan Bela Negara II di Jakarta pada Jum'at (4/11/16) lalu membelah warga Indonesia menjadi beberapa bagian. Salah satunya adalah sebagian kecil kaum Muslimin yang membela Ahok sepenuh perasaan sekaligus melontarkan fitnah keji terhadap #AksiDamai411 tersebut.
Saking kejinya, mereka berkata dengan pongah, "Berapa bagian buat para ulama yang memobilisasi massa?"
Status Fitnah Ade Armando |
Aksi Damai Bela Islam dan Bela Negara II di Jakarta pada Jum'at (4/11/16) lalu membelah warga Indonesia menjadi beberapa bagian. Salah satunya adalah sebagian kecil kaum Muslimin yang membela Ahok sepenuh perasaan sekaligus melontarkan fitnah keji terhadap #AksiDamai411 tersebut.
Saking kejinya, mereka berkata dengan pongah, "Berapa bagian buat para ulama yang memobilisasi massa?"
Laki-laki ini dimasukkan dalam jajaran intelektual di Negeri ini. Apalagi, ia berhasil menjadi salah satu pengajar di Universitas Indonesia, salah satu perguruan tinggai ternama dan bergengsi di seantero Nusantara.
"Masih percaya aksi 4 November tidak didanai pemodal besar?" tanya si laki-laki di akun media sosialnya pada Selasa, 15 November 2016.
Ia kemudian meminta netizen merujuk ke salah satu media besar Negeri ini. "Silahkan baca majalah Tempo edisi terbaru, yang terbit Senin kemarin.
Di situ digambarkan bagaimana sejumlah peserta unjuk rasa dikasih uang Rp 200 ribu plus baju gamis," ungkapnya.
"Bahkan, Tempo juga menulis tentang perilaku Munarman bagi-bagi duit Rp 50 ribu menjelang aksi usai di sore hari, dengan alasan 'untuk ongkos transport pulang,'"
lanjut si laki-laki sembari menampilkan gambar Munarman sedang memegang amplop berisikan uang.
Munarman sudah menyampaikan klarifikasi. Pihaknya memberikan ganti rugi kepada sejumlah pedagang yang mengalami kerusakan dan para tukang sapu yang membantu kebersihan di sekitar lokasi aksi.
"Jadi jangan naiflah," sungut si laki-laki.
Di akhir postingannya, laki-laki ini menyampaikan ungkapan kejujuran, tapi dikhianati oleh dirinya sendiri dalam pernyataan berikutnya.
"Puluhan ribu peserta semula mungkin datang dengan niat tulus," ungkap si laki-laki, jujur.
"Tapi," bantahnya atas pernyataannya sendiri, "kita harus tahu, soal adanya pendana besar itu bukan cuma gosip.
Pertanyaannya; siapa, buat apa, dan berapa bagian buat para ulama yang memobilisasi massa?"
Jika ratusan ribu massa yang merupakan kaum Muslimin biasa dan santri dari para kiyai disebut tulus, mengapa para ulama yang kehidupan dan usahanya lebih mapan serta ilmunya lebih tinggi dan amalnya lebih ikhlas justru dituduh mendapatkan uang dalam #AksiDamai411?
Kasihan sekali si laki-laki ini; Ade Armando. [Om Pir/Tarbawia]