Berita Kompas akhir tahun 2015 ini menjadi senjata ampuh untuk membantah larangan Aksi Damai pada 2 Desember mendatang.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian resmi menganulir Aksi Damai Bela Islam III yang akan digelar di Jakarta pada Jum'at, 2 Desember 2016. Aksi gelar sajadah dan doa untuk negeri serta Maulid Akbar ini dilarang karena beberapa alasan.
"Yang pertama, tidak boleh menggannggu hak asasi orang lain, termasuk
memakai jalan, kalau jalan protokol itu tidak boleh dihalangi. Yang
kedua, tidak menganggu ketertiban umum, sangat jelas bahwa itu jalan
protokol. Kalau itu diblok, otomatis akan mengganggu warga yang melewati
jalan itu. Ibu-ibu yang melahirkan, mau berangkat ke RSCM bisa
tergangu. Yang sakit bisa terganggu, yang mau bekerja juga bisa
terganggu. Sopir taksi, angkutan, dan lain-lain bisa terganggu.
Disamping itu, juga bisa memacetkan Jakarta, karena di jalan protokol,
hari Jumat lagi. Itu menganggu ketertiban publik. Dalam penilaian kami
kepolisian, oleh karena itu maka kami akan melarang kegiatan itu," ujar Jenderal Tito dalam jumpa pers bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pada Senin (21/11/16) siang.
Alasan ini, tentu saja mudah dipatahkan, mengingat banyaknya kegiatan yang diselenggarakan di Ibu Kota, khususnya di sekitar Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin. Selain car free day yang dihelat hampir setiap pekan, ada juga festival tahunan yang tidak pernah absen di sekitar jalan ini.
"Jalan Sudirman, MH Thamrin, dan Medan Merdeka Barat rencananya akan ditutup dari lalu lintas kendaraan bermotor atau car free night pada malam pergantian tahun baru, Kamis (31/12/2015).
Penutupan akan berlangsung dari pukul 17.00 hingga Jumat (1/1/2016) pukul 02.00," rilis Kompas, Rabu (30/12/15).
Menanggapi hal ini, netizen bernama Sujia Nospiatdi berkomentar, "Sepertinya tahun baru lebih wajib dari shalat Jumat, Saya yakin ini hanya untuk orang diluar muslim dan orang-orang munafik." [Om Pir/Tarbawia]