Ilustrasi pemimpin @ omtbudiutomo Betapa banyak orang yang awalnya miskin mendadak menjadi kaya setelah mendapatkan jabatan. Namun, s...
Ilustrasi pemimpin @ |
Betapa banyak orang yang awalnya miskin mendadak menjadi kaya setelah mendapatkan jabatan. Namun, sejarah telah mencatat kegemilangan sosok Khalifah Umar bin 'Abdul 'Aziz yang mengalami hal sebaliknya. Sebelum menjadi pejabat, beliau kaya raya. Tapi setelah menjabat, beliau malah menjadi miskin.
Tatkala membaca kisah hidupnya, kita berpikir bahwa beliau adalah seorang Raja yang menguasai wilayah sebesar kabupaten atau kecamatan. Hal ini disebabkan oleh riwayat yang sering diceritakah tatkala beliau hanya memakai lilin dan lampu teplok di ruang kerjanya pada malam hari! Padahal, faktanya tidak demikian.
Beliau menjadi Khalifah pada umur 38 tahun. Beliau merupakan pemimpin Dinasti Umayyah; kerajaan yang besar dan Negara nan luas. Kekuasaannya meliputi seluruh wilayah Timur Tengah hari ini, ditambah Iran, Afrika Utara sampai Spanyol dan Afghanistan yang luasnya hampir 15 juta km persegi dengan ibukotanya Damaskus.
Sebelum menjadi Khalifah, Umar terkenal sangat menikmati dunia; pakaiannya mahal-mahal, parfumnya saja bisa tercium dari beberapa puluh meter. Wajar saja sebenarnya. Karena ayah beliau adalah Putra Mahkota Dinasti Umayyah, kakeknya merupakan Khalifah Dinasti Umayyah, istrinya-Fatimah-juga anak Khalifah. Sehingga, ketika beliau hidup berfoya-foya, memang aslinya orang berada.
Tapi, ketika beliau dipilih menjadi Khalifah oleh pamannya, Khalifah Suleyman bin Abdul Malik, Umar berubah 180 derajat. Setelah pamannya wafat, dia menjadi khalifah dan mendapatkan fasilitas-fasilitas Negara. Salah satunya adalah kenderaan berupa kuda yang paling bagus kualitasnya. Tetapi beliau menolaknya dan memilih kuda murah. Selanjutnya, kuda bagus itu dikembalikan ke Baitul Maal Muslimin. Tidak hanya itu, tapi semua harta yang dia miliki, termasuk parfum-parfum mahal dikembalikan ke Baitul Maal Muslimin.
Beliau juga meminta kepada istrinya untuk mengembalikan semua perhiasan yang pernah diberikan oleh Khalifah sebelumnya ke Baitul Maal Muslimin. Katanya tegas, “Pilihlah, mau mengembalikan semua perhiasan itu ke Baitul Maal atau izinkan saya menceraikanmu? Karena aku tidak suka ada harta milik umat di rumahku.” Sang istri nan shalihah itu menjawab, “Tidak, aku memilihmu. Aku akan mengembalikan semua perhiasan itu ke Baitul Maal. Bahkan perhiasan milikkku sendiri yang bukan hadiah, akan kuserahkan ke Baitul Maal juga.”
Hampir setiap selesai shalat 'Isya', Khalifah Umar bin Abdul Aziz selalu duduk lama sambil menunduk, dan air matanya pun menetes karena memikirkan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya. Ketika ada orang yang bertanya, bagaimana ibadah Umar, istrinya menjawab, “Umar bukanlah orang yang banyak shalat atau banyak puasa, tapi dia sangat takut kepada Allah Swt.”
Saat khalifah ini meninggal, Imam Hasan Basry mengatakan, “Telah meninggal manusia paling baik.” Beliau dimakamkan di Maarrah Nu’man yang terletak di antara propinsi Edlib dan Aleppo, Suriah, karena beliau meninggal dalam perjalan ke Damaskus. Rahimallahu 'Amiral Mukminin 'Umar bin 'Abdul 'Aziz wa Aqilatahu.
Oleh : Ustadz Saief Alemdar - Damaskus
Editor : Pirman