Ilustrasi @ thelivingtruthfellowship Pada bagian pertama (Baca: Kecaman dan Penolakan para Imam terhadap Syi'ah ) Bersama Dakwah t...
Ilustrasi @ |
Pada bagian pertama (Baca: Kecaman dan Penolakan para Imam terhadap Syi'ah) Bersama Dakwah telah menyebutkan kutipan pendapat Imam Malik bin Anas, Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam al-Bukhari tentang kesesatan Syi'ah dan keharaman mengikutinya.
Dalam bagian kedua ini, kami akan mengutip perkataan Imam Abu Zur'ah ar-Razi yang wafat di tahun 264 H, Imam Abu Bakr bin al-'Arabi (w. 543 H) dan Imam Ibnu al-Jauzi yang monumental dengan banyak kitabnya, diantaranya Talbisul Iblis dan Shaidul Khatir.
Al-Khatib al Baghdadi mengutip perkataan Imam Abu Zur'ah ar-Razi, "Jika anda melihat seseorang yang merendahkan salah satu sahabat Rasulullah Saw, ketahuilah bahwa dia itu zindiq."
Zindiq adalah salah satu lawan dari al-Haq. Dikatakan zindiq karena sahabat adalah orang yang hidup sezaman dengan Rasulullah Saw dan menyampaikan risalah beliau. Sebab Rasulullah Saw adalah haq, al-Qur'an yang diwahyukan kepada beliau adalah haq, dan Sunnah nabi adalah haq, maka menjadi kepastian bahwa sahabat beliau adalah haq dan mencacinya adalah perbuatan zindiq.
Lanjut Imam ini sebagaimana dikutip dalam al-Kifayah fi Ilmi ar-Riwayah, "Sebenarnya mereka (Syi'ah) hendak melukai para saksi kita untuk membatalkan kebenaran al-Qur'an dan sunnah." Pungkas sang Imam sebagaimana disebutkan di halaman 49 kitab ini, "Sebaliknya, mencela status mereka (para pencela sahabat) itu lebih berhak karena mereka adalah kaum zindiq."
Di dalam al-'Awashim min al-Qawashim, Imam Abu Bakr bin al-'Arabi menjelaskan, "Orang Yahudi dan Nasrani tidak menyetujui persepsi terhadap para sahabat Musa dan Isa As seperti gambaran kaum Rafidhah terhadap para sahabat Muhammad Saw ketika memvonis para sahabat Nabi telah bersepakat atas kekafiran dan kebatilan."
Maknanya, menurut Imam dalam kitab ini halaman 314, "Syi'ah lebih jahat dari Yahudi dan Nasrani. Karena mereka (Yahudi-Nasrani) tidak pernah menjelak-jelekkan sahabat setia nabi-nabi mereka."
Hampir senada dengan pendapat di atas, Imam Ibnu al-Jauzi menyebutkan dampak negatif dari sikap Syi'ah yang berlebihan dalam mencintai 'Ali bin Thalib. Terang Imam yang wafat di tahun 597 H ini, "Sikap ekstrim Rafidhah dalam mencintai 'Ali bin Abi Thalib membawa mereka untuk membuat hadits-hadits palsu tentang keutamaannya," namun, maksud mereka justru berakibat sebaliknya, "sayangnya kebanyakan hadits itu justru menjelekkan dan menyakiti beliau ('Ali bin Abi Thalib)."
Tentang akar masalah dari sikap ini, Imam yang menulis banyak kitab rujukan ini menjelaskan, "Iblis telah memengaruhi mereka untuk merekayasanya tanpa berdasar pada atsar dan qiyash." Lanjut beliau, "Tetapi hanya berdasarkan kepada kasus-kasus."
Pungkas sang Imam dalam Talbisul Iblis halaman 136-137 ini, "Keburukan Rafidhah terlalu banyak untuk dihitung." [Pirman]