Ilustrasi @ mssugita Tiga poros penyebaran Syi'ah pertama adalah Poros Jakarta, Poros Pekalongan-Semarang dan Poros Yogyakarta. D...
Ilustrasi @ |
Tiga poros penyebaran Syi'ah pertama adalah Poros Jakarta, Poros Pekalongan-Semarang dan Poros Yogyakarta. Dalam artikel ini, Bersama Dakwah akan menyebutkan dua poros penyebaran Syi'ah berikutnya yang ada di Jawa Timur dan Jawa Barat.
4. Poros Bangil dan Pasuruan
Poros ini merupakan salah satu kunci peredaran faham Syi'ah di seluruh Indonesia. Hampir semua tokoh muda SYi'ah di Indonesia yang berusia antara 40-50 tahun, pernah mengenyam pendidikan di poros ini.
Penyebaran Syi'ah ke di poros Bangil tak lepas dari peran ponpes Yayasan Pendidikan Islam (YAPI) Bangil yang didirikan oleh Ustadz Husein bin Abu Bakar al-Habsyi paa 21 Juni 1976. Pada tahun 1997-1998 ponpes ini menawarkan pendidikan terpadu secara khusus dengan kurikulum pesantren dan berijazah S-1. Selain itu, membuka jalur pendidikan untuk tingkat kanak-kanak, SD, SMP hingga SMA.
Sedangkan di Pasuruan, peran penyebaran Syi'ah bermarkas di Yayasan al-Itrah yang berdiri sejak tahun 1996 yang didirikan oleh Ali Umar al-Habsyi dan Sayyid Abdullah al-Haddad. Pada tahun 2006, yayasan ini membentuk kepengurusan baru yang dipimpin oleh Ali Ridho Assegaf.
5. Poros Bandung
Penggerak poros Syi'ah di Kota Kembang ini adalah Jalaluddin Rakhmat melalui organisasi IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bat Indonesia). IJABI merupakan organisasi Syi'ah yang paling agresif dalam mengembangkan sayapnya. Mereka disebutkan memiliki kepengurusan hingga tingkat kecamatan. Komunitas Syi'ah Bandung sendiri didominasi oleh non-Arab.
Selain IJABI, ada juga al-Jawwad dan Yayasan Sepuluh Muharram (YSM) serta Yayasan Muthahhari. Yayasan ini menyelenggarakn pendidikan untuk kaum miskin dan digratiskan,ada juga yang dikelola secara profesional untuk sesama anggota Syi'ah dan kalangan berduit.
Demikian lima poros penyebaran Syi'ah di Indonesia. Tulisan ini kami kutip dari buku Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia yang diterbitkan oleh Majlis Ulama Indonesia (MUI).
Maksud kami memberikan informasi kepada pembaca, di mana pun berada, agar semakin mengerti dan bisa menjaga diri serta lingkungan terdekatnya dari ajaran yang telah nyata penyimpangan dan kesesatannya ini. []