ilustrasi Seorang ibu mengantarkan anak perempuannya yang masih berumur 10 tahun ke rumah neneknya untuk dititipkan sampai ia pulang ...
ilustrasi |
Seorang ibu mengantarkan anak perempuannya yang masih berumur 10 tahun ke rumah neneknya untuk dititipkan sampai ia pulang dari tempatnya bekerja. Neneknya menyambut kedatangan cucunya dengan suka cita dan pelukan penuh kasih sayang.
Akan tetapi, suasana hangat itu hanya sebentar. Sang nenek sudah merasa kebisingan karena saking cerewetnya anak gadis itu. Sekalipun sudah berbagaimacam cara ia meyakinkan supaya anak itu mengurangi bicaranya, tapi hal tidak mendatangkan hasil.
Nenek itu mencoba mencari cara lain untuk mengatasi masalah ini.
Dia mempersiapkan alat-alat untuk memancing. Kemudian mengajak cucunya dengan kasih sayang menuju sebuah kolam ikan yang terletak tidak jauh dari rumah.
Sesampainya di dekat kolam, si nenek memasangkan umpan di mata kail, kemudian melemparkannya ke dalam kolam.
Hanya beberapa detik, si nenek menarik pancingnya dengan bantuan sang cucu. Keduanya mendapatkan ikan pertama hasil pancingannya. Anak gadis kecil itu gembira sekali dengan keberhasilan itu. Si nenek tersenyum ceria melihat kegembiraan cucunya.
Namun, tiba-tiba suatu pikiran cerdas beredar di dalam kepala si nenek. Sesuatu yang jauh dari sekedar permasalahan memancing ikan. Tak lama berselang, terjadilah dialog antara dia dan cucunya.
Nenek: Menurutmu wahai cucuku, bagaimana kira-kira hingga kita bisa menangkap ikan ini?
Cucu: Kita telah melemparkan umpan, Nek. Lalu dimakan oleh ikan. Ketika itu, kita bisa mendapatkannya.
Nenek: Pintar....kamu memang cucu nenek yang paling pintar. Bagaimana kalau ikan itu tidak membuka mulutnya?
Cucu: Dia tidak akan mungkin bisa memakan umpan, Nek. Terus....., kita juga tidak akan mungkin bisa menangkapnya.
Nenek: Betul-betul cerdas cucu nenek..... Apakah kamu mengetahui bahwa kamu mirip dengan ikan kecil itu?
Cucu: Saya....?! Bagaimana bisa, Nek?
Nenek: Iya, betul cucuku.....Ikan yang mulutnya tetap tertutup tidak akan pernah dipancing orang. Sedangkan yang membuka mulutnya, dialah yang bisa dipancing oleh manusia dengan mudah. Oleh karena itu cucuku, tutuplah mulutmu terhadap yang tidak penting! Karena banyak manusia yang ingin memancing kesalahanmu.[Zulfi Akmal]