Hidayah bisa datang lewat siapa saja dan dengan cara apa pun yang Allah kehendaki. Meski masih terlihat aktif di gereja, Agnes bimbang denga...
Hidayah bisa datang lewat siapa saja dan dengan cara apa pun yang Allah kehendaki. Meski masih terlihat aktif di gereja, Agnes bimbang dengan agama yang dianutnya. Terlebih, para pendeta tidak mampu menjawab pertanyaannya. Ia perlu merasa bertemu langsung dengan Tuhan.
Ia menantang tuhan untuk menampakkan diri secara fisik pada 2002, namun keinginan gadis bernama lengkap Agnes Purwanti ini tak terkabul. Ia hanya mendengar dari berita, ada penampakan Yesus di Brasil.
Ketika mulai kuliah pada 2004, Agnes berubah dari Kristen yang taat menjadi pribadi liberal. Lalu berhenti ke gereja pada 2007 dan mulai mendalami Hindu.
Tak cocok dengan Hindu, Agnes mendalami Buddha dan sempat menjadi vegetarian. Namun siapa sangka, Islam yang sebelumnya tidak ditolehnya, bahkan saat azan ia menutup telinga, ternyata kemudian menarik hatinya. Bertemu dengan laki-laki yang kini menjadi suaminya, akhirnya mengantarkan Agnes menjadi mualaf pada 2010.
Agnes sempat beberapa waktu hanya sekedar beridentitas Islam. Namun waktu kemudian mengantarnya menuju gerbang pilihan. Apakah ia memakai jilbab atau tidak.
Ia mendapatkan hidayah tentang jilbab dari niatnya mengawasi suami melalui Twitter. Saat itu, menjelang Ramadhan 2012, Agnes sering merasa tersentil dengan twit-twit “panas” tentang jilbab dari Ustadz Felix Siauw dan akun @pedulijilbab.
“Saya pikir ini apa sih @pedulijilbab dan @felixsiauw, sok tahu banget,” ungkap warga Kukusan, Depok, ini seperti dikutip dari ROL, Selasa (27/5). Sampai akhirnya ia sadar, jika ia tidak menerapkan Islam secara total dalam hidupnya, semua akan sama saja, berantakan dan hampa.
Ia memulai perubahan dari cara berpakaian. Semula ia khawatir jilbab membuatnya panas dan tidak gesit. Ternyata, kekhawatiran itu tak terbukti. Jilbab justru membuat Agnes merasa nyaman dan ringan.
“Saya merasakan efeknya, masya Allah luar biasa,” jelas Agnes yang setelah berjilbab ia kemudian mudah berhenti merokok, meninggalkan banyak hal sia-sia, dan tak lagi sering gelisah dan marah. [IK/bersamadakwah]
Ia menantang tuhan untuk menampakkan diri secara fisik pada 2002, namun keinginan gadis bernama lengkap Agnes Purwanti ini tak terkabul. Ia hanya mendengar dari berita, ada penampakan Yesus di Brasil.
Ketika mulai kuliah pada 2004, Agnes berubah dari Kristen yang taat menjadi pribadi liberal. Lalu berhenti ke gereja pada 2007 dan mulai mendalami Hindu.
Tak cocok dengan Hindu, Agnes mendalami Buddha dan sempat menjadi vegetarian. Namun siapa sangka, Islam yang sebelumnya tidak ditolehnya, bahkan saat azan ia menutup telinga, ternyata kemudian menarik hatinya. Bertemu dengan laki-laki yang kini menjadi suaminya, akhirnya mengantarkan Agnes menjadi mualaf pada 2010.
Agnes sempat beberapa waktu hanya sekedar beridentitas Islam. Namun waktu kemudian mengantarnya menuju gerbang pilihan. Apakah ia memakai jilbab atau tidak.
Ia mendapatkan hidayah tentang jilbab dari niatnya mengawasi suami melalui Twitter. Saat itu, menjelang Ramadhan 2012, Agnes sering merasa tersentil dengan twit-twit “panas” tentang jilbab dari Ustadz Felix Siauw dan akun @pedulijilbab.
“Saya pikir ini apa sih @pedulijilbab dan @felixsiauw, sok tahu banget,” ungkap warga Kukusan, Depok, ini seperti dikutip dari ROL, Selasa (27/5). Sampai akhirnya ia sadar, jika ia tidak menerapkan Islam secara total dalam hidupnya, semua akan sama saja, berantakan dan hampa.
Ia memulai perubahan dari cara berpakaian. Semula ia khawatir jilbab membuatnya panas dan tidak gesit. Ternyata, kekhawatiran itu tak terbukti. Jilbab justru membuat Agnes merasa nyaman dan ringan.
“Saya merasakan efeknya, masya Allah luar biasa,” jelas Agnes yang setelah berjilbab ia kemudian mudah berhenti merokok, meninggalkan banyak hal sia-sia, dan tak lagi sering gelisah dan marah. [IK/bersamadakwah]