Karena dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya darimu, dari perhatianmu, istirahatmu, hartamu, bahkan jiwamu. Karena cinta i...
Karena dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya darimu, dari perhatianmu, istirahatmu, hartamu, bahkan jiwamu. Karena cinta ini akan berlabuh kepada Sang Pemilik cinta dan Penggenggam jiwa Allahu Rabbunaa.
Bertemu dan mengenal sosok wanita muslimah yang kuat, lembut, sabar, tawadhu’, ikhlas dan semangat dakwahnya dijalan Allah sangat tinggi. Ya, dia adalah murabbiyahku yang selama ini telah mengajarkan dan mengenalkanku dengan Tuhanku begitu dekat dalam lingkup Tarbiyyah Islamiyyah. Yang melalui pendidikannya untuk terus berdakwah menyebarkan Syariat Islamiyyah, aku berhasil menuntun sepupu perempuanku untuk menjemput hidayah Allah. Alhamdulillah, akhirnya dia telah memakai jilbab dan berbusana muslimah baik di lingkungan rumah maupun luar.
Ketika mendapat kabar bahwa beliau akan menikah, kamipun turut bahagia dan langsung membuat rapat panitia walimah. Dan saat itulah aku baru sadar bahwa wanita yang aku kenal adalah muslimah sejati. Bagaimana tidak? Pada hari walimahannya, kami selaku panitia dan anak didiknya langsung menuju ke acara resepsi yang bertempat di rumahnya sendiri. Ketika di perjalanan, lisan dan hati ini terus memuji Allah dengan air mata yang ingin terus mengalir menahan sesak di dada. ”Rabbii, bagaimana bisa dia melakukan semua ini? Jalan yang kutempuh tidak sedekat yang kubayangkan, sangat jauh melewati kebun sawit yang luas panjang membentang ditambah tidak banyak rumah di sana. Bagaimana jika dia pulang kemalaman? Tidak banyak kendaraan yang lewat di sana. Aspal yang kulalui tidak semulus aspal jalanan raya, semuanya batu-batu yang telah dipecah menjadi kecil. Allaah.. tidak takutkah ia kalau ban motornya akan pecah di tengah jalan? Dan siapakah yang akan menolongnya nanti? Dan tidak takutkah jika dalam perjalanannya ada orang yang ingin berniat jahat padanya? Ditambah lagi dengan jalan yang masih tanah jika hujan pasti basah dan banyak lubang. Bagaimana jika motornya terpeleset jatuh dan dia terluka? Tidak adakah pikiran dan pertanyaan-pertanyaan seperti itu di benaknya?
Allah….benar-benar sesak aku membayangkannya. Semuanya tidak seperti realita. Hampir semua aktivitas dakwah ia lakukan, tidak pernah absen mengisi materi halaqoh walaupun dalam keadaan sakit dan masih mampu berjalan, ia akan tetap hadir. Laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha, Allah telah meunjukkan dalil untuk memantapkan hatiku agar tetap istiqomah di jalan-Nya.
Hatiku bergemelut dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu.. Ya, itu semua karena Allah dan Rasul-Nya dan untuk mensyiarkan syariat-Nya. Itulah bukti cintanya kepada Rabbnya bahwa semua yang ia lakukan tidak ada yang sia-sia. Sebagaimana bunyi ayat cintaNya ”Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan baik itu”. (Al-Kahfi : 30)
Pengabdiannya untuk Allah dan Rasulnya tidak diragukan lagi. Mengisi pengajian, menjadi tutor rohis di Sekolah-sekolah Menengah, siap hadir dipesantren kilat, menjenguk orang sakit baik yang masih muda maupun tua, ikut terjun diberbagai aksi solidaritas, dan menjadi istri serta ibu di keluarga kecilnya. Semoga Rahmat Allah selalu tercurah untuknya yang selalu siap meneruskan dakwah baginda Rasulullah SAW kepada seluruh manusia.
”Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah dan tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang dikaruniakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui”.(Al-Maidah : 54)
Penulis : Ainun
Kairo, Mesir
Bertemu dan mengenal sosok wanita muslimah yang kuat, lembut, sabar, tawadhu’, ikhlas dan semangat dakwahnya dijalan Allah sangat tinggi. Ya, dia adalah murabbiyahku yang selama ini telah mengajarkan dan mengenalkanku dengan Tuhanku begitu dekat dalam lingkup Tarbiyyah Islamiyyah. Yang melalui pendidikannya untuk terus berdakwah menyebarkan Syariat Islamiyyah, aku berhasil menuntun sepupu perempuanku untuk menjemput hidayah Allah. Alhamdulillah, akhirnya dia telah memakai jilbab dan berbusana muslimah baik di lingkungan rumah maupun luar.
Ketika mendapat kabar bahwa beliau akan menikah, kamipun turut bahagia dan langsung membuat rapat panitia walimah. Dan saat itulah aku baru sadar bahwa wanita yang aku kenal adalah muslimah sejati. Bagaimana tidak? Pada hari walimahannya, kami selaku panitia dan anak didiknya langsung menuju ke acara resepsi yang bertempat di rumahnya sendiri. Ketika di perjalanan, lisan dan hati ini terus memuji Allah dengan air mata yang ingin terus mengalir menahan sesak di dada. ”Rabbii, bagaimana bisa dia melakukan semua ini? Jalan yang kutempuh tidak sedekat yang kubayangkan, sangat jauh melewati kebun sawit yang luas panjang membentang ditambah tidak banyak rumah di sana. Bagaimana jika dia pulang kemalaman? Tidak banyak kendaraan yang lewat di sana. Aspal yang kulalui tidak semulus aspal jalanan raya, semuanya batu-batu yang telah dipecah menjadi kecil. Allaah.. tidak takutkah ia kalau ban motornya akan pecah di tengah jalan? Dan siapakah yang akan menolongnya nanti? Dan tidak takutkah jika dalam perjalanannya ada orang yang ingin berniat jahat padanya? Ditambah lagi dengan jalan yang masih tanah jika hujan pasti basah dan banyak lubang. Bagaimana jika motornya terpeleset jatuh dan dia terluka? Tidak adakah pikiran dan pertanyaan-pertanyaan seperti itu di benaknya?
Allah….benar-benar sesak aku membayangkannya. Semuanya tidak seperti realita. Hampir semua aktivitas dakwah ia lakukan, tidak pernah absen mengisi materi halaqoh walaupun dalam keadaan sakit dan masih mampu berjalan, ia akan tetap hadir. Laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha, Allah telah meunjukkan dalil untuk memantapkan hatiku agar tetap istiqomah di jalan-Nya.
Hatiku bergemelut dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu.. Ya, itu semua karena Allah dan Rasul-Nya dan untuk mensyiarkan syariat-Nya. Itulah bukti cintanya kepada Rabbnya bahwa semua yang ia lakukan tidak ada yang sia-sia. Sebagaimana bunyi ayat cintaNya ”Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan baik itu”. (Al-Kahfi : 30)
Pengabdiannya untuk Allah dan Rasulnya tidak diragukan lagi. Mengisi pengajian, menjadi tutor rohis di Sekolah-sekolah Menengah, siap hadir dipesantren kilat, menjenguk orang sakit baik yang masih muda maupun tua, ikut terjun diberbagai aksi solidaritas, dan menjadi istri serta ibu di keluarga kecilnya. Semoga Rahmat Allah selalu tercurah untuknya yang selalu siap meneruskan dakwah baginda Rasulullah SAW kepada seluruh manusia.
”Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah dan tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang dikaruniakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui”.(Al-Maidah : 54)
Penulis : Ainun
Kairo, Mesir
Tulisan ini adalah salah satu peserta
Kompetisi Menulis Pengalaman Dakwah (KMPD)
Kompetisi Menulis Pengalaman Dakwah (KMPD)