Ayah... Aku menunggumu sejak pagi Sesekali aku berlari ke depan pintu Tiap kali kudengar suara langkah kaki Aku berharap itu adalah d...
Ayah...
Aku menunggumu sejak pagi
Sesekali aku berlari ke depan pintu
Tiap kali kudengar suara langkah kaki
Aku berharap itu adalah dirimu
Tetapi...
Hari telah melewati siang
Matahari sebentar lagi terbenam
Kau masih belum juga pulang
Aku masih bertahan...
Sebab kau pernah bilang
Kau akan membelikanku baju idul fitri
Setelah paman Mursi kembali
Aku tak mengerti
Saat itu kau menangis ketika berpamitan pada ibu
Dan kau berikan sepucuk surat, kudengar namanya wasiat
Dan kau menyebut-nyebut kata syahid
Ayah...
Matahari akan terbenam
Gema takbir akan berkumandang
Membelah langit Iskandariyah
Melukis wajah-wajah warganya jadi lebih cerah
Namun sore ini tak begitu yang terjadi padaku
Ibu akhirnya cerita
Bahwa kau takkan pernah pulang
Kau telah tiada, berpisah slamanya
Kau dimakamkan di Kairo
Dekat rabiah adawiyah
Tempatmu berdemo
Ayah...
Aku bangga kau syahid
Tetapi aku tak mampu menahan air mata yang mengalir
Sebab malam ini tak ada lagi yang menemaniku bertakbir
Esuk pagi, tak ada lagi yang memakaikanku surban
Tak ada lagi yang mendekapku tuk shalat Id di lapangan
Tak ada lagi lelaki pertama yang kucium tangannya
Tak ada lagi lelaki yang menuntunku berdoa
Dan malam-malam berikutnya
Siapa yang kan mengantar tidurku dengan cerita
Siapa yang kan menemaniku ke mushala
Ayah...
Ibu juga sangat kehilangan
Meski ia bangga ayah syahid
Tapi kulihat pipinya juga basah oleh air mata
Ia berdoa agar kau masuk surga
Aku mengamininya
Selamat Id ayah...
Moga kau bahagia di sana
Aku menunggumu sejak pagi
Sesekali aku berlari ke depan pintu
Tiap kali kudengar suara langkah kaki
Aku berharap itu adalah dirimu
Tetapi...
Hari telah melewati siang
Matahari sebentar lagi terbenam
Kau masih belum juga pulang
Aku masih bertahan...
Sebab kau pernah bilang
Kau akan membelikanku baju idul fitri
Setelah paman Mursi kembali
Aku tak mengerti
Saat itu kau menangis ketika berpamitan pada ibu
Dan kau berikan sepucuk surat, kudengar namanya wasiat
Dan kau menyebut-nyebut kata syahid
Ayah...
Matahari akan terbenam
Gema takbir akan berkumandang
Membelah langit Iskandariyah
Melukis wajah-wajah warganya jadi lebih cerah
Namun sore ini tak begitu yang terjadi padaku
Ibu akhirnya cerita
Bahwa kau takkan pernah pulang
Kau telah tiada, berpisah slamanya
Kau dimakamkan di Kairo
Dekat rabiah adawiyah
Tempatmu berdemo
Ayah...
Aku bangga kau syahid
Tetapi aku tak mampu menahan air mata yang mengalir
Sebab malam ini tak ada lagi yang menemaniku bertakbir
Esuk pagi, tak ada lagi yang memakaikanku surban
Tak ada lagi yang mendekapku tuk shalat Id di lapangan
Tak ada lagi lelaki pertama yang kucium tangannya
Tak ada lagi lelaki yang menuntunku berdoa
Dan malam-malam berikutnya
Siapa yang kan mengantar tidurku dengan cerita
Siapa yang kan menemaniku ke mushala
Ayah...
Ibu juga sangat kehilangan
Meski ia bangga ayah syahid
Tapi kulihat pipinya juga basah oleh air mata
Ia berdoa agar kau masuk surga
Aku mengamininya
Selamat Id ayah...
Moga kau bahagia di sana