Kalau dikatakan sedekah dapat melapangkan rizki, menambah berkah harta kita, dan segudang keberkahan lainnya, semuanya itu memang benar. S...
Kalau dikatakan sedekah dapat melapangkan rizki, menambah berkah harta kita, dan segudang keberkahan lainnya, semuanya itu memang benar. Saya pun ingin berbagi kisah yang saya alami.
Dulu awal mengerjakan skripsi, teman saya sempat bilang “Perbanyak doa. Dan jangan lupa sedekah!”. Awalnya saya sempat mikir juga. Tapi berbekal sedikit pengalaman yang saya alami selama ini, akhirnya saya percaya dan mencoba melaksanakan nasehat teman saya tersebut.
Saya awali dengan sering menyengaja bersepeda ke kampus. Melewati gang-gang kecil sepanjang jalan asrama kampus untuk menemukan para pemulung, peminta, atau kaum dhuafa lainnya. Karena ketika saya naik bis atau naik motor, saya jarang sekali menemukan mereka.
Di tengah lelahnya mengayuh pedal sepeda, saya berhenti sejenak. Menghampiri dhuafa yang saya temui. Saya berikan sebagian uang jajan yang saya punya. Entah, walau hanya lima ratus rupiah yang mungkin bagi kita tak seberapa.
Sambil memberikan uang tersebut saya berdoa “Semoga yang sedikit ini menjadi berkah ya Allah”. Senyumpun mengembang dari bibir mereka. “Semoga sukses ya nak”, “Semoga rejekinya lancar ya nduk”, malah ada yang bilang, “Sudah nikah belum nak? Kalau belum saya doakan semoga segera mendapat jodoh… dan bla bla”. Begitulah doa mereka yang membuat hati saya terenyuh dan terharu. Sambil mengamini dan berdoa “Ya Allah, permudahlah urusan skripsi saya dan urusan saya yang lainnya” atau “Ya Allah, saya mau ujian toefl, semoga nanti lulus ya Allah”
Dan subhanallah, doa-doa itu terkabul. Bukan hanya rizki yang menjadi berkah. Namun segala urusan saya terutama yang berhubungan dengan skripsi saya lancar semua. Sampai akhirnya saya diwisuda. Dan saya percaya itu semua tidak luput dari doa-doa mereka kaum dhuafa.
Oleh karenanya saudarku, jangan mencemooh mereka. Hadits “Tangan di atas itu lebih baik, dari tangan di bawah” bukanlah untuk menghina para peminta, tetapi untuk menjadikan kita ahli sedekah. Kita menjadikan para dhuafa sebagai ladang amal kita. Meski sedekah itu tidak pandang mata, mau orang kaya atau kaum dhuafa yang penting niat kita. Yakinlah, rupiah demi rupiah yang kita sedekahkan ikut bertasbih kepada-Nya. Mereka ikut mendoakan kita.
Kisah sedekah dan hikmahnya yang lebih dahsyat dialami oleh Ustadz Jefri Al Bukhori (Uje). Semasa hidupnya, Uje sering memberi sedekah kepada kaum dhuafa. Setelah bersedekah, beliau minta didoakan agar selamat dunia akhirat. Ketika Uje meninggal, insya Allah husnul khatimah, ribuan orang mengiringi jenazahnya dan jutaan orang mendoakannya.
Saudaraku, mari kita tengok hadits berikut, “Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka.” (HR. Bukhari)
Subhanallah, sebesar itu pahala yang Allah untuk orang yang bersedekah. Seperti jihad di jalan Allah dan orang yang shalat malam. Dalam riwayat lain “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (shadaqah) sebutir kurma.” (Muttafaq ‘Alaih)
Oleh karenanya, ikhwah fillah, mari kita sisihkan sedikit rizki yang kita punya. Bukan sekedar senyum sambil melambaikan tangan saat bertemu dengan mereka kaum dhuafa. Yakinlah, kepada siapa saja kita bersedekah rupiah demi rupiah yang kita sedekahkan itu akan bertasbih untuk kita. Mereka akan mengaminkan doa-doa kita yang kita ucapkan saat kita memberikan mereka kepada kaum dhuafa. Waallahu a’lam bish-showab. [Ukhtu Emil]
Dulu awal mengerjakan skripsi, teman saya sempat bilang “Perbanyak doa. Dan jangan lupa sedekah!”. Awalnya saya sempat mikir juga. Tapi berbekal sedikit pengalaman yang saya alami selama ini, akhirnya saya percaya dan mencoba melaksanakan nasehat teman saya tersebut.
Saya awali dengan sering menyengaja bersepeda ke kampus. Melewati gang-gang kecil sepanjang jalan asrama kampus untuk menemukan para pemulung, peminta, atau kaum dhuafa lainnya. Karena ketika saya naik bis atau naik motor, saya jarang sekali menemukan mereka.
Di tengah lelahnya mengayuh pedal sepeda, saya berhenti sejenak. Menghampiri dhuafa yang saya temui. Saya berikan sebagian uang jajan yang saya punya. Entah, walau hanya lima ratus rupiah yang mungkin bagi kita tak seberapa.
Sambil memberikan uang tersebut saya berdoa “Semoga yang sedikit ini menjadi berkah ya Allah”. Senyumpun mengembang dari bibir mereka. “Semoga sukses ya nak”, “Semoga rejekinya lancar ya nduk”, malah ada yang bilang, “Sudah nikah belum nak? Kalau belum saya doakan semoga segera mendapat jodoh… dan bla bla”. Begitulah doa mereka yang membuat hati saya terenyuh dan terharu. Sambil mengamini dan berdoa “Ya Allah, permudahlah urusan skripsi saya dan urusan saya yang lainnya” atau “Ya Allah, saya mau ujian toefl, semoga nanti lulus ya Allah”
Dan subhanallah, doa-doa itu terkabul. Bukan hanya rizki yang menjadi berkah. Namun segala urusan saya terutama yang berhubungan dengan skripsi saya lancar semua. Sampai akhirnya saya diwisuda. Dan saya percaya itu semua tidak luput dari doa-doa mereka kaum dhuafa.
Oleh karenanya saudarku, jangan mencemooh mereka. Hadits “Tangan di atas itu lebih baik, dari tangan di bawah” bukanlah untuk menghina para peminta, tetapi untuk menjadikan kita ahli sedekah. Kita menjadikan para dhuafa sebagai ladang amal kita. Meski sedekah itu tidak pandang mata, mau orang kaya atau kaum dhuafa yang penting niat kita. Yakinlah, rupiah demi rupiah yang kita sedekahkan ikut bertasbih kepada-Nya. Mereka ikut mendoakan kita.
Kisah sedekah dan hikmahnya yang lebih dahsyat dialami oleh Ustadz Jefri Al Bukhori (Uje). Semasa hidupnya, Uje sering memberi sedekah kepada kaum dhuafa. Setelah bersedekah, beliau minta didoakan agar selamat dunia akhirat. Ketika Uje meninggal, insya Allah husnul khatimah, ribuan orang mengiringi jenazahnya dan jutaan orang mendoakannya.
Saudaraku, mari kita tengok hadits berikut, “Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka.” (HR. Bukhari)
Subhanallah, sebesar itu pahala yang Allah untuk orang yang bersedekah. Seperti jihad di jalan Allah dan orang yang shalat malam. Dalam riwayat lain “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (shadaqah) sebutir kurma.” (Muttafaq ‘Alaih)
Oleh karenanya, ikhwah fillah, mari kita sisihkan sedikit rizki yang kita punya. Bukan sekedar senyum sambil melambaikan tangan saat bertemu dengan mereka kaum dhuafa. Yakinlah, kepada siapa saja kita bersedekah rupiah demi rupiah yang kita sedekahkan itu akan bertasbih untuk kita. Mereka akan mengaminkan doa-doa kita yang kita ucapkan saat kita memberikan mereka kepada kaum dhuafa. Waallahu a’lam bish-showab. [Ukhtu Emil]