Ada orang-orang yang membaca Al-Qur'an, namun sangat asing dengan maknanya. Ada orang-orang yang membaca Al-Qur'an, namun jiwanya gersang
Judul Buku : Khowathir Qur'aniyah, Kunci Memahami Tujuan Surat-surat Al-Qur'an
Judul Asli : Khowathir Qur'aniyah, Nazharat fi Ahdafi Suwaril Qur'an
Penulis : Amru Khalid
Penerjemah : Khozin Abu Faqih, Lc. dkk
Penerbit : Al-I'tishom Cahaya Umat, Jakarta
Cetakan Ke : 1
Tahun Terbit : Februari 2011 M
Tebal Buku : 748 halaman
***
Ada orang-orang yang membaca Al-Qur'an, namun sangat asing dengan maknanya. Ada orang-orang yang membaca Al-Qur'an, namun jiwanya gersang dan tidak mendapatkan apapun kecuali menganggap Al-Qur'an sebagai simbol yang susah dipahami. Ibarat seorang pengendara, ia melihat rambu-rambu lalu lintas namun tidak mengerti apa maksudnya.
Fenomena itu mengusik Syaikh Amru Khalid selama sepuluh tahun, agar menulis sebuah kitab yang memudahkan umat, khususnya para pemuda dalam mendekatkan mereka dengan kitabullah. Agar ketika berinteraksi dengan kitab suci ini, mereka mengerti tujuan yang dikehendaki Allah dalam surat itu, dan misi apa yang harus dipahaminya hingga ia bukan hanya takjub dengan keindahan dan kehebatan Al-Qur'an tetapi juga mampu menjadikannya sebagai pedoman dan petunjuk hidup.
Khowathir Qur'aniyah. Demikian Syaikh Amru Khalid menamakan kitab yang berisi pokok pikiran dan tema mendasar yang terkandung dalam surat-surat Al-Qur'an ini. Khowathir Qur'aniyah, seperti dikatakan sendiri oleh penulisnya, juga memberikan prinsip-prinsip dasar dalam memahami Al-Qur'an sehingga bisa dijadikan pegangan oleh pemuda dan umat Islam dewasa ini, yang karena kesibukan dan keterbatasannya, tidak mampu mengakses kitab-kitab tafsir induk.
Syaikh Amru Khalid –dengan tawadhu'- mengatakan bahwa Khowathir Qur'aniyah bukanlah tafsir. Sehingga bagi pembaca yang ingin mendalami tafsir tetap harus mengacu pada kitab-kitab induk seperti Tafsir At-Thabari, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qurthubi, dan lain-lain.
Dalam memaparkan konsep Al-Qur'an di setiap surat, Syaikh Amru Khalid menggunakan metode sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan sebuah surat
2. Menampilkan ayat-ayat yang menegaskan tujuan surat
3. Menjelaskan korelasi nama surat dengan tujuannya
4. Menjelaskan korelasi surat dengan surat sebelumnya dan surat sesudahnya
5. Memilih beberapa ayat untuk memberikan komentar terhadap korelasi tersebut
Di samping lima metode yang sekaligus menjadi bahasan utama dalam setiap surat tersebut, pada surat-surat tertentu Syaikh Amru Khalid menjelaskan hal-hal penting yang perlu diketahui oleh pembaca. Misalnya urgensi surat Al-Fatihah pada pembahasan surat Al-Fatihah (hal 1-2), Rahasia huruf Alif-Lam-Miim pada pembahasan surat Ali Imran (hal 51), Keutamaan Surat pada pembahasan Surat Al-Kahfi (hal 351) dan lain-lain.
Dengan demikian, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Khowathir Qur'aniyah adalah intisari tafsir Al-Qur'an yang perlu dibaca sebagai pengantar sebelum mendalami kitab-kitab tafsir. Ia bisa diibaratkan sebagai peta umum yang memberikan gambaran dasar mengenai isi dan kandungan Al-Qur'an.
Sayangnya, tidak semua surat dibahas dalam Khawathir Qur'aniyah. Ada beberapa surat dalam juz 30 yang tidak dikupas oleh Syaikh Amru Khalid. Surat-surat itu adalah An-Naba', An-Nazi'at, At-Takwir, Al-Infithar, Al-Muthaffifin, Al-Insyiqaq, Al-Buruj, Al-A'la, Al-Ghatsiyah, Al-Fajr, Al-Balad, Al-lail, Alam Nasyrah, Al-Qadr, Al-Bayyinah, Al-Zalzalah, Al-Adiyat, Al-Qari'ah, Al-Humazah, Al-Ma'un, Al-Kautsar, Al-Kafirun, An-Nashr, Al-Lahab, Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas. Tidak ada penjelasan mengapa 27 surat itu tidak dibahas dalam Khowathir Qur'aniyah ini. Wallaahu a'lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbawia]
Judul Asli : Khowathir Qur'aniyah, Nazharat fi Ahdafi Suwaril Qur'an
Penulis : Amru Khalid
Penerjemah : Khozin Abu Faqih, Lc. dkk
Penerbit : Al-I'tishom Cahaya Umat, Jakarta
Cetakan Ke : 1
Tahun Terbit : Februari 2011 M
Tebal Buku : 748 halaman
***
Ada orang-orang yang membaca Al-Qur'an, namun sangat asing dengan maknanya. Ada orang-orang yang membaca Al-Qur'an, namun jiwanya gersang dan tidak mendapatkan apapun kecuali menganggap Al-Qur'an sebagai simbol yang susah dipahami. Ibarat seorang pengendara, ia melihat rambu-rambu lalu lintas namun tidak mengerti apa maksudnya.
Fenomena itu mengusik Syaikh Amru Khalid selama sepuluh tahun, agar menulis sebuah kitab yang memudahkan umat, khususnya para pemuda dalam mendekatkan mereka dengan kitabullah. Agar ketika berinteraksi dengan kitab suci ini, mereka mengerti tujuan yang dikehendaki Allah dalam surat itu, dan misi apa yang harus dipahaminya hingga ia bukan hanya takjub dengan keindahan dan kehebatan Al-Qur'an tetapi juga mampu menjadikannya sebagai pedoman dan petunjuk hidup.
Khowathir Qur'aniyah. Demikian Syaikh Amru Khalid menamakan kitab yang berisi pokok pikiran dan tema mendasar yang terkandung dalam surat-surat Al-Qur'an ini. Khowathir Qur'aniyah, seperti dikatakan sendiri oleh penulisnya, juga memberikan prinsip-prinsip dasar dalam memahami Al-Qur'an sehingga bisa dijadikan pegangan oleh pemuda dan umat Islam dewasa ini, yang karena kesibukan dan keterbatasannya, tidak mampu mengakses kitab-kitab tafsir induk.
Syaikh Amru Khalid –dengan tawadhu'- mengatakan bahwa Khowathir Qur'aniyah bukanlah tafsir. Sehingga bagi pembaca yang ingin mendalami tafsir tetap harus mengacu pada kitab-kitab induk seperti Tafsir At-Thabari, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qurthubi, dan lain-lain.
Dalam memaparkan konsep Al-Qur'an di setiap surat, Syaikh Amru Khalid menggunakan metode sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan sebuah surat
2. Menampilkan ayat-ayat yang menegaskan tujuan surat
3. Menjelaskan korelasi nama surat dengan tujuannya
4. Menjelaskan korelasi surat dengan surat sebelumnya dan surat sesudahnya
5. Memilih beberapa ayat untuk memberikan komentar terhadap korelasi tersebut
Di samping lima metode yang sekaligus menjadi bahasan utama dalam setiap surat tersebut, pada surat-surat tertentu Syaikh Amru Khalid menjelaskan hal-hal penting yang perlu diketahui oleh pembaca. Misalnya urgensi surat Al-Fatihah pada pembahasan surat Al-Fatihah (hal 1-2), Rahasia huruf Alif-Lam-Miim pada pembahasan surat Ali Imran (hal 51), Keutamaan Surat pada pembahasan Surat Al-Kahfi (hal 351) dan lain-lain.
Dengan demikian, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Khowathir Qur'aniyah adalah intisari tafsir Al-Qur'an yang perlu dibaca sebagai pengantar sebelum mendalami kitab-kitab tafsir. Ia bisa diibaratkan sebagai peta umum yang memberikan gambaran dasar mengenai isi dan kandungan Al-Qur'an.
Sayangnya, tidak semua surat dibahas dalam Khawathir Qur'aniyah. Ada beberapa surat dalam juz 30 yang tidak dikupas oleh Syaikh Amru Khalid. Surat-surat itu adalah An-Naba', An-Nazi'at, At-Takwir, Al-Infithar, Al-Muthaffifin, Al-Insyiqaq, Al-Buruj, Al-A'la, Al-Ghatsiyah, Al-Fajr, Al-Balad, Al-lail, Alam Nasyrah, Al-Qadr, Al-Bayyinah, Al-Zalzalah, Al-Adiyat, Al-Qari'ah, Al-Humazah, Al-Ma'un, Al-Kautsar, Al-Kafirun, An-Nashr, Al-Lahab, Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas. Tidak ada penjelasan mengapa 27 surat itu tidak dibahas dalam Khowathir Qur'aniyah ini. Wallaahu a'lam bish shawab. [Muchlisin BK/Tarbawia]