Lima tahun penyanderaan Gilad Shalit yang berakhir dengan pembebasannya oleh Hamas mengguncang psikologi para serdadu Zionis. Pasukan Israel...
Lima tahun penyanderaan Gilad Shalit yang berakhir dengan pembebasannya oleh Hamas mengguncang psikologi para serdadu Zionis. Pasukan Israel dihinggapi instabilitas kejiwaan menyusul kesadaran bahwa badan intelijen Mossad tidak sehebat yang mereka duga sebelumnya. Selama lima tahun, Mossad tak mampu mengendus keberadaan Shalit di Gaza yang luas total wilayahnya hanya 360 Km2.
Guncangan psikologis juga dirasakan oleh warga Israel dan menyebabkan mereka semakin menghindari kerja dinas di militer.
Ketidaktahuan Israel terhadap keberadaan Shalit selama lima tahun juga memberikan pengaruh besar kepada elit Israel dan pasukannya karena mereka menggunakan segala macam cara baru dari pesawat, keagenan (spionase) dan teknologi tingkat tinggi namun tidak berhasil menemukan Shalit. Demikian pernyataan seorang pakar psikologi seperti dilansir Palestinian Information Center.
“Kondisi kejiwaan pasukan Israel saat ini sedang jatuh dan harus diingatkan bahwa elit militer Israel terpaksa menyita telepon genggam pasukannya saat agresi 'Cast lade' ke Gaza dalam karena khawatir akan melarikan diri dari tugas,” tambahnya.
Shalit sendiri menyatakan bahwa setelah pembebasannya ia tidak akan kembali bekerja dan bertugas di militer Israel. [AN/PIC]
Guncangan psikologis juga dirasakan oleh warga Israel dan menyebabkan mereka semakin menghindari kerja dinas di militer.
Ketidaktahuan Israel terhadap keberadaan Shalit selama lima tahun juga memberikan pengaruh besar kepada elit Israel dan pasukannya karena mereka menggunakan segala macam cara baru dari pesawat, keagenan (spionase) dan teknologi tingkat tinggi namun tidak berhasil menemukan Shalit. Demikian pernyataan seorang pakar psikologi seperti dilansir Palestinian Information Center.
“Kondisi kejiwaan pasukan Israel saat ini sedang jatuh dan harus diingatkan bahwa elit militer Israel terpaksa menyita telepon genggam pasukannya saat agresi 'Cast lade' ke Gaza dalam karena khawatir akan melarikan diri dari tugas,” tambahnya.
Shalit sendiri menyatakan bahwa setelah pembebasannya ia tidak akan kembali bekerja dan bertugas di militer Israel. [AN/PIC]