Pemimpin Redaksi TVOne, Karni Ilyas, blak-blakan soal reklamasi. Pria yang kerap memimpin diskusi Indonesia Lawyer Club (ILC) menyampaikan cerita mengejutkan terkait reklamasi. Kisah ini jarang diungkap oleh media lain, apalagi media yang pendukung pejabat pro reklamasi.
Pemimpin Redaksi TVOne, Karni Ilyas, blak-blakan soal reklamasi. Pria yang kerap memimpin diskusi Indonesia Lawyer Club (ILC) menyampaikan cerita mengejutkan terkait reklamasi. Kisah ini jarang diungkap oleh media lain, apalagi media yang pendukung pejabat pro reklamasi.
"Wartawan saya, perempuan, sampai diburu pakai spead boat, dan ada sirine." terang Karni seperti diwartakan viva, Rabu (18/10/17).
Wartawan wanita itu dilarang mendekat ke pulau reklamasi saat ditugaskan meliput setelah Menteri Luhut Binsar Panjaitan mencabut moratorium reklamasi.
Karni menyatakan keterkejutannya, kemudian membandingkannya dengan bepergian ke Singapura. Menurutnya, ke Singapura saja diizinkan asal melewati imigrasi. Tapi, mengapa wartawan justru dilarang memasuki kawasan reklamasi, padahal masih termasuk wilayah Jakarta-dalam negeri.
"Mendekat ke pulau Singapura pun enggak masalah, asal lewat Imigrasi. Ini cuma lewat, udah tidak boleh" lanjutnya.
Bukan hanya dialami wartawan TVOne, kasus serupa juga dialami orang lain. Hal ini seperti pengakuan Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Sanksi Administrasi dan Penegakan Hukum pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ia juga diusir saat akan meninjau pulau G di kawasan reklamasi.
"Saya ditolak di pulau G." aku Rosa.
Isu reklamasi menduduki peringkat tertinggi dalam pemberitaan di media nasional maupun media online.
Sosok Anies Baswedan yang baru menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta diharapkan masyarakat mampu menghentikan proyek reklamasi sebagai salah satu janji kampanyenya, juga karena reklmasi dinlai banyak pihak hanya menguntungkan pengembang. [Mbah Pirman/Tarbawia]
Sosok Anies Baswedan yang baru menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta diharapkan masyarakat mampu menghentikan proyek reklamasi sebagai salah satu janji kampanyenya, juga karena reklmasi dinlai banyak pihak hanya menguntungkan pengembang. [Mbah Pirman/Tarbawia]