3 relawan pendukung Ahok melakukan aksi petisi pembubaran FPI. Selain gak laku, FPI malah dibanjiri doa dari netizen.
Allahu Akbar!
FPI Aceh (Serambi Indonesia-ilustrasi) |
Tiga organisasi relawan pendukung Ahok melakukan aksi pembuatan petisi bubarkan Front Pembela Islam (FPI) dalam rangkaian car free day di Jakarta pada Ahad (8/1/17). Hanya terdiri dari 20-an orang para relawan ini melakukan jalan kecil dengan membagikan kertas berisi informasi terkait alasan pembubaran FPI.
Mirisnya, selain sepi peminat dan gak laku, netizen justru membanjiri FPI dengan doa-doa. Tidak sedikit netizen yang menyebutkan bahwa FPI-lah yang terbukti menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berkali-kali terjun saat masyarakat membutuhkan uluran tangan.
"Maksudnya apa coba NKRI harga mati? Sudah ketahuanlah golongan mana yang lebih bisa menjaga NKRI. Rumput aja dijaga, apalagi NKRI. Sampah-sampah aja dipungutin, apalagi jaga NKRI. Sudah ketahuan jelas golongan mana yang lebih cinta NKRI." tulis Rini Kusdiana Primasari.
FPI juga terbukti menjadi yang terdepan dalam mengulurkan bantuan kepada kaum Muslimin dan masyarakat Indonesia yang terkana bencana atau musibah.
"Mohon maaf lahir dan bathin. Miris jadinya, ormas Islam yang banyak membantu kepada umat Islam, (malah) diminta dibubarkan. Tuh bubarkanlah ormas asing di negeri ini. Soalnya bahaya. Kalau sudah besar, bisa-bisa pribumi disepak." ujar Ibnu Abas.
Netizen lain juga menegaskan, kasus Ahok yang disambut dengan aksi bela Islam 3 jilid ini menjadi momentum persatuan umat Islam. Umat semakin kuat dan sukar dipecahbelah.
"Yang saya pahami dari kasus Ahok, dari aksi bela Islam jilid satu sampai sekarang adalah, jika Allah ingin menghinakan sesuatu tak akan ada kekuatan apa pun yang sanggup menghalangi. Betapa besar kekuatan aseng di Indonesia yang sudah mengakar dalam tubuh pemerintahan. Tapi sampai sekarang kekuatan Islam tetap kuat bahkan makin kuat. Aamiin," tegas Siti Abidah Faizah.
Tiga komentar netizen ini ditulis di fans page facebook Bersama Dakwah dan disukai serta dikomentari oleh ratusan netizen lain. [Tarbawia/Om Pir]